Sejarah Lahirnya Konferensi Asia Afrika

 Let a new Asia and a new Afrika be born, mari kita lahirkan Asia baru dan Afrika baru. Inilah judul pidato presiden Indonesia pertama Soekarno atau Bung Karno dihadapan peserta Konferensi Asia Afrika (KAA) pada 18 April 1955.

Seperti disiarkan Liputan 6 Petang SCTV, Minggu (19/4/2015), pidato yang berapi-api menyentak serta berani itu menggugah seluruhnya peserta KAA yang terbagi dalam pemimpin serta delegasi 29 negara Asia dan Afrika.

KAA 1955 yang awalannya di pandang Negara Barat juga sebagai inspirasi konyol serta susah diwujudkan, menjelma jadi kemampuan baru yang ditakuti Amerika Serikat serta Uni Soviet, 2 kekuatan yang mewakili Blok Barat serta Blok Timur.

Gagasan menjadikan satu negara-negara Asia dan Afrika digagas Indonesia serta didiskusikan dalam Konferensi Kolombo yang di hadiri Indonesia, India, Pakistan, Birma, dan Srilanka.

Konferensi Kolombo dilanjutkan dengan pertemuan 5 negara tersebut di Bogor, Jawa Barat pada Desember 1954 serta merestui Indonesia sebagai tuan rumah KAA.

18 April 1955 ide menghimpun negara-negara Asia Afrika pada akhirnya betul-betul berlangsung. Bandung di ramaikan oleh rombongan pimpinan serta delegasi 29 negara Asia Afrika, dan warga yang menyambut gembira pelaksanaan KAA.

KAA jadi momentum hadirnya kekuatan baru selain Blok Barat serta Blok Timur. 18 April 1955 Gedung Merdeka menjadi tempat berlangsungnya KAA.

Gedung Merdeka yang masih tetap kokoh berdiri, akan menyambut pemimpin-pemimpin baru negara Asia Afrika dalam peringatan 60 th. KAA. Semangatnya masih tetap sama, bekerja bersama demi terwujudnya kemajuan serta perdamaian dunia.

0 komentar