Batu Red Baron

Batu Red Brown atau Red Baron paling diburu pencinta batu akik setelah berhasil memenangkan kontes di Jakarta Selatan. Bahkan, dalam sebuah lelang, batu Red Brown berhasil terjual seharga Rp150 juta.
Di balik itu, Fajar (36) penjual batu akik asal Pacitan, Jawa Timur menceritakan batu tersebut pernah dipakai oleh mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Bukan hanya Pak Tommy Soeharto dan Haji Lulung tapi Pak SBY juga menggunakan cincin batu Red Brown itu," kata Fajar saat UMKM Great Stone Nusantara yang digelar 16-20 April 2015 dalam rangka memeriahkan HUT Taman Mini Indonesia Indah yang ke-40, Senin (20/4/2015).
Ia menambahkan, selain Red Brown, SBY juga menggunakan batu Junjung Drajat. Seluruh batuan ini berjenis Calcedony atau Kalsedoni.
"Jadi Kalsedoni itu akronim dari Kali Seputar Donorejo. Batuan-batuan ini berasal dari sana. Cuma sama orang-orang diganti sok Inggris jadi Calcedony," tambahnya.
Ada lagi batu baru yang belum terlalu booming yakni batu Malachite. Bentuk batu ini hijau dan memilki corak di dalamnya.
"Ada juga batu Spirit, dia coraknya seperti warna chrome ada silvernya. Banyak yang mengira batu ini berasal dari Eropa," tutupnya.

Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, ternyata memiliki kekayaan batu alam yang menawan. Red baron atau keladen namanya.

Pada festival dan pameran batu akik Bragastone di Jalan Braga, Kota Bandung, terdapat satu stan khusus bernama Sariganda Gemstone yang khusus menjual dan memamerkan cincin batu akik asal Pacitan ini.

Edi Prayitno, penjual batu akik Pacitan, mengatakan, nama red baron sendiri merupakan batu kualitas super berwarna merah tua. Untuk satu cincin bermata batu red baron dengan ukuran kantoran, harganya bisa Rp 2,5 juta.

"Paling mahal Rp 75 juta untuk batu yang pernah juara," kata Edi, Rabu (1/4/2015).

Mahalnya harga batu red baron dikarenakan batu alam jenis ini yang berkualitas super terbilang sulit dicari. Selain itu, bongkahan batu ini juga tidak besar. "Dalam satu bongkahan belum tentu semua merah. Ada yang putih," ucapnya.

Eddy menjelaskan, meskipun baru tenar sekarang, batu red baron sebenarnya dikenakan para raja Jawa sejak zaman dulu. "Red baron itu merah bangsawan. Jadi jaman dulu yang pakai itu para bangsawan," jelasnya.


“Tadi pak Tommy katanya mau lelang batu akik miliknya. Buat disumbangin ke Panti Asuhan. Ayo sama yang mau beli batu milik pak Tommy Soeharto,” teriak pembawa acara membuka sesi lelang.
Batu akik tersebut, akhirnya dibeli oleh Haji Lulung seharga Rp. 150 juta. “Saya enggak ngerti ada lelang, jadi ini bukan skenario yah teman-teman media. Ini merupakan sumbangan dan partisipasi saya selama niatnya baik saya tidak melihat harga dari sebuah batu. Yang saya tahu katanya inikan buat disumbangkan dana lelang,” ungkap Lulung.
Menurut Tommy, Andai 40% penduduk Indonesia berkecimpung di Batu akik maka akan terdapat dana yang berputar sekitar Rp. 20 trilyun pertahun.
“Jumlah penduduk Indonesia ada 250 juta. Andai ada 40 persen saja, artinya ada 100 juta orang, tiap satu orang setiap tahunnya cukup membeli satu batu, baik cincin atau bros, tidak perlu muluk-muluk cukup yang Rp 200.000, maka akan ada uang Rp 20 triliun yang berputar setiap tahunnya di industri ini,” urai Tommy.
Rencananya pameran Great Stone Nusantara berlangsung 16 April hingga 20 April kemarin di Areal depan Museum Indonesia, TMII.
 

0 komentar