Seperti Ibu Kita Kartini

Ada beragam cara untuk memperingati Hari Kartini. Di berbagai tempat, peringatan dilakukan dalam bentuk acara atau lomba yang banyak dilibati oleh Kartini-Kartini masa kini.
Kompas Gramedia (KG) salah satunya. Melalui kegiatan CSR-nya, KG mengadakan acara peringatan Hari Kartini yang diperuntukkan bagi anak-anak warga sekitar perkantoran pusat KG di wilayah Gelora. Tak sekadar berupa lomba busana adat mirip Kartini, KG juga berusaha memaknai lebih jauh sosok ini melalui acara Tutur Cerita tentang Ibu Kita Kartini.
Selasa pagi, 21 April 2015, anak-anak warga sekitar berkumpul di Rumah Kreasi KG, Kelurahan Gelora, Tanah Abang, didampingi para guru dan orang tua masing-masing.
Dengan mengenakan busana adat dari berbagai daerah di Indonesia, mereka tampak asyik menyimak cerita ceru yang dibawakan oleh pendongeng muda dari Yogyakarta, Rona Mentari. Sesuai dengan momentum, Kak Rona, demikian ia biasa dipanggil, membawakan cerita tentang tokoh perempuan pahlawan nasional yang bernama Raden Ajeng Kartini.
“Ibu Kita Kartini adalah seorang perempuan yang rajin belajar sejak ia kecil, adik-adik. Walaupun pada jamannya sekolah belum banyak seperti saat ini. Ia juga punya cita-cita yang tinggi,” kata Kak Rona dalam ceritanya.
Agar lebih mudah dipahami anak-anak, cerita tentang Kartini dibawakan Kak Rona dengan cara yang unik dan menarik. Sebuah gitar kecil dipergunakan olehnya  untuk menciptakan suara-suara latar cerita. Alat musik itu juga digunakannya untuk mengiringi lagu Ibu Kita Kartini yang dinyanyikan bersama anak-anak.
Selain penggunaan musik sebagai media pendukung, cerita juga diwarnai dengan penggunaan tokoh-tokoh menarik yang sering menjadi bagian dalam cerita anak-anak. Tokoh kupu-kupu, salah satunya, diceritakan Kak Rona sebagai penggambaran surat-surat yang ditulis Kartini.
Dengan begitu, anak-anak jadi lebih tertarik dan lebih memahami cerita yang disampaikan. Selain kupu-kupu, ada pula beberapa tokoh lain seperti Trimbil, tokoh monyet yang baik hati dan suka menolong, yang ditampilkan melalui boneka tangan.
Cerita dari Kak Rona tampaknya cukup mewarnai persepsi anak-anak Gelora. Jika sebelumnya, di awal cerita, pertanyaan Kak Rona kepada anak-anak, “Sekarang hari apa ya, adik-adik?” dijawab oleh mereka dengan lugunya, “Hari Selasa,” maka setelah cerita berakhir Kak Rona kembali bertanya serupa tapi anak-anak itu lalu menjawab serempak, “Hari Kartini.”
Para guru dan orang tua pun tersenyum bangga mendengarnya. Apalagi ketika ditanya tentang cita-citanya, seorang anak menjawab, “Ingin jadi guru, seperti Ibu Kita Kartini.”

0 komentar