Jokowi Sindir Pemerintahan Sebelumnya Takut Kehilangan Popularitas


Pernyataan itu di sampaikan Presiden Jokowi dihadapan seputar 2. 000 anggota Gerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang tengah merayakan Hari Lahir Ke-55 serta Muktamar Gerakan, di Masjid Nasional Al-Akbar, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (17/4/2015) malam.

Di kesempatan itu, Presiden mengemukakan tekadnya yang, walaupun susah, namun selalu dikerjakan, yaitu pengalihan subsidi BBM. Ia menyampaikan, pemerintahannya mengalihkan subsidi BBM sejumlah Rp 300 triliun per tahun yang konsumtif ke subsidi yang produktif.

Jokowi mencontohkan, pembangunan jalur kereta api dari Aceh hingga Papua cuma butuh Rp 360 triliun. Walau demikian, Indonesia hingga sekarang ini tak dapat bangunnya lantaran dana malah banyak di habiskan untuk subsidi BBM.

"Kenapa yang dulu-dulu tidak berani melakukannya, ini karena masalah popularitas," kata Jokowi.

Jokowi mengakui telah banyak diingatkan, bila ia mengaplikasikan kebijakan pengalihan subsidi BBM dari konsumtif ke produktif, jadi popularitasnya bakal jatuh.  "Akan tetapi, saya sampaikan bahwa itu risiko sebuah keputusan," tuturnya.

Ditambah lagi, ia mengerti bahwa Indonesia tengah dalam keadaan ekonomi yang susah disebabkan desakan ekonomi global. Walau sekian, Presiden menyatakan bahwa hal semacam itu terus butuh dikerjakan untuk bikin subsidi yang didapatkan pada rakyat pas tujuan.

  "Rp 300 triliun, setiap tahun, subsidi BBM, yang menikmati adalah mereka yang punya mobil. Subsidi ini apa tidak terbalik? Inilah proses untuk tepat sasaran," ujarnya. katanya.
Presiden Joko Widodo menyindir pemerintahan sebelumnya yang dianggap takut kehilangan popularitas, dengan tak segera mengalihkan subsidi bahan bakar minyak (BBM) ke subsidi yang lebih berbentuk produktif.

0 komentar