MAGELANG - Batu akik seberat nyaris 200 kg ini di tawarkan dengan harga Rp 1 miliar oleh pemiliknya. Batu akik bernama Klawing Pancawarna Telur Kodok ini dipamerkan di Rest Area Tamanagung, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, 18-19 April 2015.
Pemilik batu akik itu, Lilik Sulistyono, memasang harga tinggi untuk batu akiknya lantaran batu ini mempunyai kelebihan, diantaranya tembus sinar, mempunyai tujuh warna, serta di ambil langsung dari Sungai Klawing, Purbolinggo, Jawa Tengah.
" Batu ini tergolong langka, di ambil dari Sungai Klawing. Batu dari sungai mempunyai kandungan kapur yang lebih rendah dari pada batu dari pegunungan hingga batu akik ini mempunyai kwalitas yang bagus, " tutur Lilik di sela-sela pameran, Sabtu (18/4/2015).
Lilik yang juga Ketua Panitia Pameran Batu Akik Tamanagung ini mengakui, sampai sekarang ini telah ada yang menawar Rp 425 juta untuk batu akik itu. Tetapi, ia belum bersedia melepaskannya. Ia masih tetap bersikukuh dengan harga Rp 1 miliar.
" Bila ada yang ingin segitu, baru saya lepas. Soalnya, saya juga suka dengan batu ini. Jikalau tidak laris, (batu ini) ke depan buat investasi anak-anak saya. Batu tak dapat bertambah, tak seperti tanaman anturium yang dapat dibudidayakan. Makin lama malah batu ini bakal makin langka serta mempunyai nilai jual tinggi, " kata Lilik.
Pemilik sanggar seni Linang Sayang Muntilan itu mengakui telah menggemari batu mulia mulai sejak sembilan tahun lalu. Bukan sekedar batu akik juga sebagai perhiasan, namun juga batu-batu Gunung Merapi yang jadikan bermacam kerajinan batu.
" Saya menyukai batu telah lama lantaran saya hidup (berpenghasilan) dari batu, " ucap Lilik.
Pemilik batu akik itu, Lilik Sulistyono, memasang harga tinggi untuk batu akiknya lantaran batu ini mempunyai kelebihan, diantaranya tembus sinar, mempunyai tujuh warna, serta di ambil langsung dari Sungai Klawing, Purbolinggo, Jawa Tengah.
" Batu ini tergolong langka, di ambil dari Sungai Klawing. Batu dari sungai mempunyai kandungan kapur yang lebih rendah dari pada batu dari pegunungan hingga batu akik ini mempunyai kwalitas yang bagus, " tutur Lilik di sela-sela pameran, Sabtu (18/4/2015).
Lilik yang juga Ketua Panitia Pameran Batu Akik Tamanagung ini mengakui, sampai sekarang ini telah ada yang menawar Rp 425 juta untuk batu akik itu. Tetapi, ia belum bersedia melepaskannya. Ia masih tetap bersikukuh dengan harga Rp 1 miliar.
" Bila ada yang ingin segitu, baru saya lepas. Soalnya, saya juga suka dengan batu ini. Jikalau tidak laris, (batu ini) ke depan buat investasi anak-anak saya. Batu tak dapat bertambah, tak seperti tanaman anturium yang dapat dibudidayakan. Makin lama malah batu ini bakal makin langka serta mempunyai nilai jual tinggi, " kata Lilik.
Pemilik sanggar seni Linang Sayang Muntilan itu mengakui telah menggemari batu mulia mulai sejak sembilan tahun lalu. Bukan sekedar batu akik juga sebagai perhiasan, namun juga batu-batu Gunung Merapi yang jadikan bermacam kerajinan batu.
" Saya menyukai batu telah lama lantaran saya hidup (berpenghasilan) dari batu, " ucap Lilik.
0 komentar