Netizen geram pada pelaku pembuat vaksin PALSU

Netizen geram pada pelaku pembuat vaksin palsu.

Postingan foto pelaku, rumah dan mobil mewahnua pun jadi viral.

Berbagai cercaan bermunculan, mulai dari kata-kata sadis, teroris sejati, tak punya hati hingga berbagai kata-kata kutukan lainnya. Netizen pun mengaku jengah setelah mengetahui fakta-fakta yang bikin ngilu.

Produksi vaksin sejak 2003, pelaku pamer rumah dan mobil mewah dan informasi yang didapatkan pasutri ini terkenal religius. Di mata tetangga pasutri ini dikenal baik dan si pria rajin beribadah.

Hujatan bagai rob di media sosial, terlebih sosok pemalsu vaksin yang dikenal sebagai orang religius.

Tertangkapnya pasangan suami istri pembuat vaksin palsu membuat gempar.

Hidayat Taufiqurahman dan Rita Agustin, pasutri yang tinggal di perumahan mewah Perumahan Kemang Regency, RT 9/RW 5, Jalan Kumala 2, Nomor M29, Bekasi Timur, Kota Bekasi diringkus polisi pada Rabu (22/6/2016) lalu.

Dan efeknya hingga kini linimasa media sosial dijejali dengan informasi seputar pasutri ini.

Netizen mengaku miris dengan perilaku pasangan ini, kenapa demikian tega memalsukan vaksin yang tentu saja merusak generasi anak-anak.




"Kemewahan, kesantunan, religius di atas penderitaan orang lain. Memuakkan..." Demikian tulis netizen Wahyu Widayat.

"Sepasang Psikopat, korbannya bayi dan anak2," tulis akun dengan nama Suma Aji Swasana.

Netizen lainnya Nina Budiono juga membagikan foto sosok pelaku, rumah serta mobil mewah pelaku sambil menulis, "Ngene iki lho sing jenenge teroris sejati...
‪#‎medeni_cak‬ (seperti ini yang namanya teroris sejati, menakutkan teman)."

Masih banyak hujatan netizen lainnya mengingat dampak yang didapatkan sangat mengerikan.

Dampak mengerikan


Dikutip dari Kompas.com, muncul keresahan dari banyak orangtua setelah terungkapnya pemalsuan vaksin ini. Apa akibatnya jika anak mendapat vaksin palsu

Vaksinolog dr Dirga Sakti Rambe, M.Sc-VPCD mengungkapkan, risiko terberat adalah analah anak terkena infeksi.

Pembuatan vaksin palsu tentu tidak steril dan tidak mengikuti prosedur seperti pembuatan vaksin asli.

"Tentu dengan cara tidak steril, bisa banyak kuman. Kalau cairan penuh kuman ini disuntikkan ke tubuh, orang bisa infeksi," kata vaksinolog lulusan University of Siena, Italy ini saat dihubungi Kompas.com, Kamis (23/6/2016).

Gejala infeksi tersebut antara lain demam tinggi disertai laju nadi cepat, sesak napas, dan anak sulit makan.

Jika anak hanya demam saja setelah divaksin, orangtua tak perlu khawatir, karena beberapa vaksin memang bisa membuat anak demam.

Menurut Dirga, jika terakhir kali vaksinasi pada dua minggu lalu dan tidak muncul gejala tersebut, kemungkinan besar anak tidak terkena infeksi.



Dirga mengatakan, dampak lainnya dari pembuatan vaksin palsu sebenarnya tergantung bahan apa yang digunakan.

"Puslabfor Polri harus menyelidiki apa yang dicampukan di vaksin palsu itu. Dari situ bisa kita cari, ada enggak laporan masyarakat yang setelah vaksinasi mengalami gejala tersebut," ujar Dirga.

Sementara itu, jika anak mendapat vaksin palsu, tentu tidak akan mendapat efek memberi perlindungan sistem kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit tertentu.

0 komentar