Tips Sholat Khusuk
Salah seorang
teman sejawat dokter menceritakan pengalamannya sewaktu mengerjakan
sholat siang hari di rumahnya. Pada mulanya sholat berjalan adem ayem
aman sentosa. Sampai akhirnya ada seekor ayam menerobos kamarnya dan
bertengger di dekat makan siangnya yang rencananya mau disantap selepas
sholat. Sholat yang tadinya dirasakan penuh hikmat kebijaksanaan,
mulai berubah menjadi degup kekhawatiran.
Terjadi dilema ala buah simalakama. Pilihan antara mbatalin sholat buat ngusir ayam, atau sholat tetep diteruskan dengan resiko makan siangnya diembat dan dithotholi sang pithik. Akhirnya terbersit ide cemerlang melintas di benaknya. Jian, ngawur tenan.. sholat kok nyari ide.
Apa itu idenya?
Saat rukuk, bacaan takbir biasa-biasa saja. Namun saat bangkit dari rukuk, bacaannya dibaca dengan kenceng dan sedikit membentak…. “Sssshhaaa…. mi’allohu liman hamidah..!!” Tak lupa kedua tangannya diangkat ke atas dengan lambaian tangan ala sabetannya Ki Dalang Oye Mantebh Sudarsono. Kontan saja si ayam kaget dan terbirit-birit lari sambil pethok-pethok. Si ayam minggat, dan teman sejawat tadi tetap bisa sholat. Tapi apakah khusyu’ ?? Embuh!! Yang jelas simbah jadi ngakak dengar cerita yang diragukan kebenarannya itu…
Lain lagi dengan rekan sejawat yang sekarang dines di Malang. Pemuja Gus Dur ini anak emasnya pak Kyai satu Pondok di Jawa Timur. Gaya sholatnya agak beda dari kebanyakan orang. Kalo lagi sholat cepetnya minta ampun. Tak hanya kilat, bahkan kilat khusus. Simbah suka nanya, “Kok cepet temen rek kon olehe solat..??”
Dia jawab singkat, “Halah, malaikate wis apal… ha wong podho wingi.. “ …Wooo.. njaluk dijantur lambene…
Memang kelihatannya banyak orang yang mulai melupakan kekhusyukan dalam sholat. Mau menjalani saja sudah syukur. Karena banyak juga yang gak mau menjalani dan meninggalkan sholat dengan alasan nyembah Allah itu banyak caranya, gak harus dengan sholat. Padahal yang ngomong itu muslim juga. Gak nyadar bahwa seorang yang menyembah Allah dengan cara yang dia karang sendiri itu sebenarnya dia sedang menyembah dirinya sendiri.
Imam Ghazali memberikan beberapa kiat agar sholat kita bisa khusyu’. Salah satunya adalah persiapan hati. Beberapa saat menjelang sholat, siapkan hati. Hadapkan hati pada Allah, dan kosongkan dari segala kesibukan yang melalaikan. Ini point paling penting. Coba simak lafadz adzan! Kalimat pertama adalah “ALLAHU AKBAR”. Artinya Allah Maha Besar. Maka saat itu, yang lain haruslah dianggap kecil. Segala sesuatu selain Allah adalah kecil, maka hanya Allah yang Maha Besar. Segala kesibukan apapun adalah kecil, yang Besar hanyalah Allah.
Dari sisi dzohir Imam Ghazali menyarankan agar saat sholat hendaknya dijauhkan dari pandangan yang mengganggu. Misalnya kain buat sholat, tempat sujud, baju, seyogyanya dihindarkan dari warna-warni gambar dan tulisan yang mengganggu. Ini susah. Lha sajadah mesjid saja diorek-orek dengan gambar yang macem-macem. Bahkan mesjidnya tak luput dari orek-orekan warna-warni dengan alasan seni. Belum lagi saat sholat jamaah, ada jamaah sholat yang memakai kaos bergambar dan bertulisan di punggungnya. Simbah pernah sholat di belakang mahasiswa yang pake kaos Dagadu, yang punggungnya ditulisi. Sialnya, isi tulisannya adalah kumpulan pisuhan Aseli Djogdja. Dari sejak “dengkulmu mlotrok” sampai “cangkemmu suwek” ada semua. Walah, sholat sinambi misuh-misuh ki…
Hal lain yang perlu dijaga adalah suara. Maka di saat ada orang sedang sholat, jangan mengangkat suara tinggi-tinggi. Mbikin bising, ribut-ribut atau gaduh. Herannya malah ada sebagian ibu-ibu ngrumpi di masjid di saat orang sedang sholat trus ditegur, malah njawab dengan kethus, “Eh situ kalo mau sholat ya sholat aja. Jangan dengerin kita-kita. Wong situnya yang gak khusyu kok kitanya disalahin!”
Dasar lambe sumur, asal nyobrot ya gitu itu. Simbah pernah usul, ibu-ibu model gitu dibledhosi mercon saja yang gedenya sak kempol. Jarak 5 meter lah. Begitu mbledos, lihat saja reaksi para simbok itu. Kalo protes tinggal bilang, “kalo mau ngrumpi ya ngrumpi aja. Jangan dengerin merconnya.. ntar malah kaget lho!!” Tapi usul simbah itu dianggep ekstrim plus berbau terorisme… Makanya gak pernah dijalani.
Kiat yang lain adalah memahami makna dari bacaan doa dan surat-surat yang dibaca. Ini membutuhkan pembelajaran. Agar diri kita tidak umak-umik, jopa-japu, hewes-hewes tapi gak paham maksudnya. Makanya yang namanya belajar itu seumur idup. Dikasih umur sewidak rolas, tapi al patekah gak mudeng maknane. Wah, muspro umure… gek wingi-wingi dho ngopo?? Kecuali memang baru mertobat dari mbegajul. Allah Maha Pemaap.
Yang jelas sholat khusyu itu perlu latihan terus. Bahkan latihan seumur hidup. Sambil terus berdoa, semoga diberi kekhusyu’an oleh Allah. Karena yang menguasai hati kita adalah Allah. Yang mbolak-mbalik hati kita juga Allah.
source: @pitutur
Terjadi dilema ala buah simalakama. Pilihan antara mbatalin sholat buat ngusir ayam, atau sholat tetep diteruskan dengan resiko makan siangnya diembat dan dithotholi sang pithik. Akhirnya terbersit ide cemerlang melintas di benaknya. Jian, ngawur tenan.. sholat kok nyari ide.
Apa itu idenya?
Saat rukuk, bacaan takbir biasa-biasa saja. Namun saat bangkit dari rukuk, bacaannya dibaca dengan kenceng dan sedikit membentak…. “Sssshhaaa…. mi’allohu liman hamidah..!!” Tak lupa kedua tangannya diangkat ke atas dengan lambaian tangan ala sabetannya Ki Dalang Oye Mantebh Sudarsono. Kontan saja si ayam kaget dan terbirit-birit lari sambil pethok-pethok. Si ayam minggat, dan teman sejawat tadi tetap bisa sholat. Tapi apakah khusyu’ ?? Embuh!! Yang jelas simbah jadi ngakak dengar cerita yang diragukan kebenarannya itu…
Lain lagi dengan rekan sejawat yang sekarang dines di Malang. Pemuja Gus Dur ini anak emasnya pak Kyai satu Pondok di Jawa Timur. Gaya sholatnya agak beda dari kebanyakan orang. Kalo lagi sholat cepetnya minta ampun. Tak hanya kilat, bahkan kilat khusus. Simbah suka nanya, “Kok cepet temen rek kon olehe solat..??”
Dia jawab singkat, “Halah, malaikate wis apal… ha wong podho wingi.. “ …Wooo.. njaluk dijantur lambene…
Memang kelihatannya banyak orang yang mulai melupakan kekhusyukan dalam sholat. Mau menjalani saja sudah syukur. Karena banyak juga yang gak mau menjalani dan meninggalkan sholat dengan alasan nyembah Allah itu banyak caranya, gak harus dengan sholat. Padahal yang ngomong itu muslim juga. Gak nyadar bahwa seorang yang menyembah Allah dengan cara yang dia karang sendiri itu sebenarnya dia sedang menyembah dirinya sendiri.
Imam Ghazali memberikan beberapa kiat agar sholat kita bisa khusyu’. Salah satunya adalah persiapan hati. Beberapa saat menjelang sholat, siapkan hati. Hadapkan hati pada Allah, dan kosongkan dari segala kesibukan yang melalaikan. Ini point paling penting. Coba simak lafadz adzan! Kalimat pertama adalah “ALLAHU AKBAR”. Artinya Allah Maha Besar. Maka saat itu, yang lain haruslah dianggap kecil. Segala sesuatu selain Allah adalah kecil, maka hanya Allah yang Maha Besar. Segala kesibukan apapun adalah kecil, yang Besar hanyalah Allah.
Dari sisi dzohir Imam Ghazali menyarankan agar saat sholat hendaknya dijauhkan dari pandangan yang mengganggu. Misalnya kain buat sholat, tempat sujud, baju, seyogyanya dihindarkan dari warna-warni gambar dan tulisan yang mengganggu. Ini susah. Lha sajadah mesjid saja diorek-orek dengan gambar yang macem-macem. Bahkan mesjidnya tak luput dari orek-orekan warna-warni dengan alasan seni. Belum lagi saat sholat jamaah, ada jamaah sholat yang memakai kaos bergambar dan bertulisan di punggungnya. Simbah pernah sholat di belakang mahasiswa yang pake kaos Dagadu, yang punggungnya ditulisi. Sialnya, isi tulisannya adalah kumpulan pisuhan Aseli Djogdja. Dari sejak “dengkulmu mlotrok” sampai “cangkemmu suwek” ada semua. Walah, sholat sinambi misuh-misuh ki…
Hal lain yang perlu dijaga adalah suara. Maka di saat ada orang sedang sholat, jangan mengangkat suara tinggi-tinggi. Mbikin bising, ribut-ribut atau gaduh. Herannya malah ada sebagian ibu-ibu ngrumpi di masjid di saat orang sedang sholat trus ditegur, malah njawab dengan kethus, “Eh situ kalo mau sholat ya sholat aja. Jangan dengerin kita-kita. Wong situnya yang gak khusyu kok kitanya disalahin!”
Dasar lambe sumur, asal nyobrot ya gitu itu. Simbah pernah usul, ibu-ibu model gitu dibledhosi mercon saja yang gedenya sak kempol. Jarak 5 meter lah. Begitu mbledos, lihat saja reaksi para simbok itu. Kalo protes tinggal bilang, “kalo mau ngrumpi ya ngrumpi aja. Jangan dengerin merconnya.. ntar malah kaget lho!!” Tapi usul simbah itu dianggep ekstrim plus berbau terorisme… Makanya gak pernah dijalani.
Kiat yang lain adalah memahami makna dari bacaan doa dan surat-surat yang dibaca. Ini membutuhkan pembelajaran. Agar diri kita tidak umak-umik, jopa-japu, hewes-hewes tapi gak paham maksudnya. Makanya yang namanya belajar itu seumur idup. Dikasih umur sewidak rolas, tapi al patekah gak mudeng maknane. Wah, muspro umure… gek wingi-wingi dho ngopo?? Kecuali memang baru mertobat dari mbegajul. Allah Maha Pemaap.
Yang jelas sholat khusyu itu perlu latihan terus. Bahkan latihan seumur hidup. Sambil terus berdoa, semoga diberi kekhusyu’an oleh Allah. Karena yang menguasai hati kita adalah Allah. Yang mbolak-mbalik hati kita juga Allah.
source: @pitutur
0 komentar