Berawal dari sering mampir di webnya Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Australia dan juga melihat beberapa arsip video Lingkar Ide PPIA yang terarsip lumayan rapi, saya tertarik dengan font yang digunakan mereka dalam videonya. Tapi apa nama fontnya? okelah setelah putar-putar ternyata ada web yang menyediakan untuk check nama font secara online
berikut contoh font yang akan saya cari namanya:
dan web untuk mencari font-nya adalah: http://www.myfonts.com/WhatTheFont/
dan hasilnya adalah:
Sekian :)
berikut contoh font yang akan saya cari namanya:
dan web untuk mencari font-nya adalah: http://www.myfonts.com/WhatTheFont/
dan hasilnya adalah:
Sekian :)
Tip mencari nama font yang tidak kita ketahui namanya
Dinas
Perhubungan (Dishub) Kota Surakarta akan melakukan launching Variable
Message Sign (VMS), Pelican Crossing, Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas
(APILL) pada 18 Januari. Yang diresmikan oleh Walikota Surakarta Bpk. Ir
Joko Widodo. launching salah satu prasarana transportasi ini dilakukan
agar masyarakat dapat memanfaatkan fasilitas tersebut dengan baik.
Sehingga timbul kenyamanan dan konduktivitas dalam berlalu lintas.
Saat
ini, dua VMS sudah berdiri menghiasi Kota Surakarta di dua titik. Kedua
titik VMS yang sudah terpasang yakni di Jl Kolonel Sutarto serta Jl
Slamet Riyadi Lalu, Pelican Crossing berada di Jl Slamet Riyadi (depan
stasiun Purwosari) serta di Jl Kolonel Sutarto (depan rumah sakit RSUD
Dr Moewardi). Sedangkan APILL saat ini terletak di Jl Dr Radjiman
(pertigaan baron) dan di depan Universitas Sebelas Maret Surakarta
(UNS).
Kepala Dinas Perhubungan Kota Surakarta Yosca Herman Soedrajat
mengatakan, Pelikan Crossing yaitu sebuah sistem peringatan dini bagi
arus lalu lintas untuk memberikan kesempatan pejalan kaki yang akan
menyeberang jalan. Pemasangan Pelica n Crosing ini bertujuan untuk
memproritaskan para pejalan kaki yang setiap akan menyeberang jalan
raya. Selain itu keberadaan pelikan crosing juga memberikan keamanan dan
kenyamanan pengguna jalan.
“Pelican
Crossing ini merupakan sistem penyeberangan jalan yang cukup efektif,
orang cukup menekan tombol pelican tersebut, lalu menunggu hingga semua
kendaraan berhenti dan dapat menyeberang dengan aman,” kata Herman.
Akan
tetapi ada sedikit kendala dalam pelaksanaan Pelican Crossing, yaitu
kurangnya rasa pengertian dalam menggunakan fasilitas umum oleh
masyarakat, sehingga kerap digunakan tidak semestinya. Dengan adanya
sosialisasi ini, diharapkan mampu memberikan pemahaman kepada masyarakat
akan pentingnya dua Pelican Crossing bantuan pemerintah pusat ini.
" Petugas Dinas Perhubungan Kota Surakarta menyeberangkan kaum difabel saat acara perresmian di jl. kol sutarto."
Pelican crossing ini juga membantu kaum difabel dalam menyebrang jalan dan merasa lebih aman.
Penambahan VMS yang juga bantuan pemerintah
pusat, dipasang di wilayah yang memiliki tingkat arus masuk tinggi seperti Jebres dan Kerten.
Dengan
adanya pemasangan prasarana tersebut, dishub berharap hal ini dapat
mengurai kemacetan yang terjadi di Surakarta. Sebab, diperkirakan tiga
hingga empat tahun ke depan Surakarta akan menjadi Kota yang padat
kendaraan pribadi karena tiap tahunnya jumlah kendaraan pribadi
meningkat 7,5 persen.
selain acara per resmian pelican crossing, Kepala Dinas Perhubungan Kota Surakarta juga
membagikan pamflet Pelican Crossing kepada pengguna jalan dan kaum difable.
PEJALAN kaki memiliki hak yang sama dengan pemakai jalan lainnya (Pengendara motor/mobil). Sayangnya, kerap kali pejalan kaki menjadi korban pengendara lain yang merasa superior. Padahal, bila pejalan kaki dan pengendara motor/mobil mengerti petunjuk dasar keselamatan di jalan , mereka tentu tidak perlu berbenturan
Pelican adalah penyeberangan pejalan kaki yang dikontrol lampu lalu lintas dan dioperasikan oleh pejalan kaki.
Nama ini berasal dari singkatan untuk 'PEdestrian LIght CONtrolled', dengan 'o' diubah menjadi 'a' untuk kemudahan dan menyerupakan dengan burung PELICAN.
Pelican crossing merupakan traffic light bagi pengendara kendaraan dan pejalan kaki, lampu traffic light bagi pengendara kendaraan di jalan, lampu penyeberang jalan 2 (dua) warna, yaitu merah yang berarti tidak boleh menyeberang dan hijau yang berarti penyeberang jalan diperbolehkan berjalan, serta zebra cross dan rambu-rambu pendukung lainnya. Dibutuhkan pengertian dan toleransi yang tinggi dari pengendara kendaraan guna memprioritaskan pejalan kaki menyeberang, terutama di pelican crossing ketika lampu traffic light menyala merah.
Latar Belakang
1. Banyaknya kecelakaan yang melibatkan pejalan kaki penyeberang jalan, dimana 65 Persen Korban Kecelakaan Lalu Lintas adalah Pejalan Kaki, Keselamatan pejalan kaki, terancam akibat minimnya fasilitas untuk pedestarian. 65 persen korban kecelakaan lalu lintas berakibat kematian, adalah pejalan kaki
2. Perlunya perlindungan secara khusus bagi penyeberang jalan yang membutuhkan suatu prioritas ketika menyeberang jalan.
Maksud dan Tujuan :
1. Meningkatkan keselamatan da kenyamanan penyeberang jalan
2. Meningkatkan disiplin berlalu lintas di jalan bagi pengguna jalan dan pejalan kaki.
PETUNJUK PENGGUNAAN PELICAN CROSSING
1. Berdiri di samping pelican crossing
2. pencet satu kali, tombol warna perak pada tiang pelican crossing
3. tunggu sampai lampu gambar penyeberang jalan berubah menjadi hijau dan kendaraan berhenti di belakang garis henti
4. menyeberang dengan hati-hati di zebra cross, jangan berlari.
5. Ketika lampu penyeberang jalan diseberang jalan berwarna hijau dan bergerak lebih cepat, berjalanlah lebih cepat ketika menyeberang jalan
6. Jangan menyeberang bila lampu penyeberang jalan berwarna merah.
Perhatian bagi pengendara:
1. Jangan menyalip ketika mendekati tempat penyeberangan pejalan kaki / zebra cross.
2. Bagi pengendara motor, saat siang hari sekalipun, lampu harus tetap menyala agar pejalan kaki bisa melihat kedatangan Anda.
3. Hindari menelpon, mengatur AC, makan, dan kegiatan yang bisa menggangu kegiatan menyetir begitu mendekati tempat penyeberangan / persimpangan.
4. Kurangi kecepatan begitu melihat rambu tempat penyeberangan.
5. Tunggu sampai semua pejalan kaki sampai ke seberang, baru jalankan kembali kendaraan.
6. Bersabarlah saat di jalanan.
7. Jadilah pengemudi Defensif dengan selalu waspada terhadap situasi sekitar.
Variable Massage Sign (VMS)
Variable Massage Sign sering disingkat VMS,
adalah sebuah rambu lalu lintas elektronik yang sering digunakan pada jalan raya untuk memberikan informasi bagi pengguna jalan mengenai lalu lintas, kemacetan lalu lintas, kecelakaan, penutupan jalan, batas kecepatan pada segmen jalan raya tertentu dan informasi lalu lintas lain.
Latar Belakang :
1. Kurangnya informasi kondisi lalu lintas
2. Semakin berkembangnya teknologi dalam bidang sistem transportasi
3. Kesadaran berlalu lintas masyarakat masih rendah
Tujuan :
1. Meningkatkan kesadaran berlalu lintas di jalan
2. Mengembangkan teknologi di bidang sistem transportasi
3. Meningkatkan pelayanan di bidang transportasi, seperti optimalisasi waktu tempuh dan jarak tempuh serta konsumsi BBM
4. Meningkatkan keselamatan di jalan
VMS merupakan electronic sign yang terkontrol dan dioperasikan dari cc room dinas perhubungan Surakarta, dimana kita bisa setting schedule tampilana layar di lapangan dengan menulis/menampilkan gambar pada VMS.
Pesan VMS juga bisa menampilkan kondisi arus lalu lintas update dengan tampilan kecepatan ruas jalan yang merupakan hasil hitungan speed detector camera yang terpasang dan terkoneksi dengan VMS dan cc room.
PELICAN CROSSING
Membuat Nomor Halaman Pada Dokumen
- Pada Insert tab, Header & Footer, klik Page Number.
- Pilih letak nomor halaman:
- Top of Page, untuk menempatkan nomor halaman di bagian atas (header).
- Bottom of Page, untuk menempatkan nomor halaman di bagian bawah (footer).
- Page Margins, untuk menempatkan nomor halaman di dekat marjin halaman.
- Current Position, untuk menempatkan nomor halaman di posisi kursor.
- Klik bentuk nomor halaman yang diinginkan dari galeri.
- Tutup header/footer dengan mengklik ganda pada area dokumen atau klik tombol Close Header and Footer.
Merubah Format Nomor Halaman
- Misalnya, merubah dari format 1,2,3 ke format i,ii,iii.
- Klik ganda pada header/footer tempat nomor halaman berada untuk memunculkan Header & Footer Tools.
- Pada Design tab, Header & Footer, klik Page Number, dan kemudian klik Format Page Numbers.
- Di kotak dialog PageNumber Format, bagian Number format, klik tanda panah dan pilih gaya penomoran yang diinginkan.
- Klik OK.
Merubah Penomoran Halaman
- Klik ganda pada header/footer untuk memunculkan Header & Footer Tools.
- Pada Design tab, Header & Footer, klik Page Number, dan kemudian klik Format Page Numbers.
- Di kotak dialog PageNumber Format, bagian Page numbering, pillih:
- Continue from previous section, untuk melanjutkan nomor halaman dari section sebelumnya.
- Start at dan isi nomor pada kotak di sampingnya, untuk memulai penomoran dari nomor tertentu.
- Klik OK.
Merubah Jenis dan Ukuran Font Nomor Halaman
- Klik ganda pada header/footer tempat nomor halaman berada untuk memunculkan Header & Footer Tools.
- Pilih/sorot nomor halaman.
- Pada mini toolbar yang muncul, lakukan format yang diinginkan.
Membuat Letak Nomor Halaman Yang Berbeda Di Halaman Ganjil Dan Genap
Seperti contoh di atas, kita akan membuat halaman ganjil memiliki nomor halaman di sebelah kanan. Pada halaman genap, nomor halaman di sebelah kiri.
- Klik ganda pada header/footer tempat nomor halaman berada untuk memunculkan Header & Footer Tools.
- Pada Design tab, grup Options, centang kotak Different Odd & Even Pages.
- Pada halaman ganjil, buat nomor halaman di sebelah kanan.
- Kemudian pindah ke halaman genap, dan buat nomor halaman dengan posisi di sebelah kiri.
- Selanjutnya setiap kita menambah halaman baru, maka posisi nomor halaman akan mengikuti format yang telah dibuat.
Membuat Letak Nomor Halaman Pertama Yang Berbeda Pada Setiap Bab
Seperti contoh pada gambar, halaman pertama pada setiap bab akan berbeda posisinya dengan halaman-halaman yang lain. Biasanya untuk pengaturan seperti ini, ada yang memisahkan setiap bab dalam dokumen yang berbeda.
Tetapi dengan penggunaan section break maka kita dapat menggabungkan beberapa bab dalam dokumen yang sama.
Lebih jelasnya tentang penggunaan section break dapat dibaca di artikel ini: Gunakan Section Break untuk Mengatur Layout dan Format Dokumen di Word 2003/2007
- Klik ganda pada header/footer untuk memunculkan Header & Footer Tools.
- Pada Design tab, grup Options, centang kotak Different First Page.
- Pada halaman pertama, buat nomor halaman seperti contoh pada gambar.
- Kemudian pindah ke halaman kedua, dan beri nomor halaman di kanan atas.
- Selanjutnya kita akan membuat section baru untuk memisahkan antar bab.
- Taruh kursor di bagian yang ingin dibuat section baru (contoh pada gambar: di tulisan Chapter 2).
- Pada Page Layout tab, Page Setup, klik Breaks.
- Dalam grup Section Breaks , pilih jenis break Next Page. Sekarang lihat format nomor halaman pada section 2 akan sama dengan section 1.
- Selanjutnya bila kita ingin menambahkan bab baru, ikuti langkah 6-8.
Membuat Format Nomor Halaman Yang Berbeda Dalam Dokumen Yang Sama
Seperti contoh pada gambar, halaman Daftar Isi menggunakan format angka romawi (i,ii, iii, dst) sedangkan isi menggunakan angka arab (1,2,3, dst).
Pada bagian ini juga akan digunakan Section Break.
- Pisahkan antar bagian (Daftar Isi dan The Article) dengan section break. Pilih tipe break Next Page.
Tip: Kita bisa membuat section break dahulu, baru kemudian mengetikkan isi dokumen. Tandai dengan judul masing-masing section. - Pada Insert tab, Header & Footer, klik Page Number dan pilih Format Page Numbers.
- Pada bagian Number format, pilih format angka romawi. Setelah selesai klik OK.
- Ulangi langkah 2 dan sekarang pilih Bottom of Page untuk menyisipkan nomor halaman.
- Klik ganda pada footer di Section 2 (bagian The Article). Lihat contoh pada gambar.
- Selanjutnya pada grup Header & Footer, klik Page Number dan pilih Format Page Numbers.
- Pada Page numbering klik Start At dan ketikkan angka 1. Setelah selesai klik OK.
Menghilangkan Nomor Halaman
- Pada Insert tab, grup Header & Footer, klik Page Number.
- Pilih Remove Page Numbers.
- Untuk menghapus secara manual, klik header/footer dan pilih nomor halaman. Kemudian tekan tombol Delete. Catatan:
Jika ada membuat different first-page atau odd and even header/footer, atau memiliki section yang tidak terhubung, maka pastikan untuk menghapus setiap nomor halaman pada tiap header/footer.
Cara Membuat dan Mengatur Posisi Nomor Halaman di Word 2007
Kota batik Pekalongan di pertengahan tahun 1960an menyambut fajar
dengan kabut tipis , pukul setengah enam pagi polisi muda Royadin yang
belum genap seminggu mendapatkan kenaikan pangkat dari agen polisi
kepala menjadi brigadir polisi sudah berdiri di tepi posnya di kawasan
Soko dengan gagahnya. Kudapan nasi megono khas pekalongan pagi itu menyegarkan tubuhnya yang gagah berbalut seragam polisi dengan pangkat brigadir.
Becak dan delman amat dominan masa itu , persimpangan Soko mulai riuh dengan bunyi kalung kuda yang terangguk angguk mengikuti ayunan cemeti sang kusir. Dari arah selatan dan membelok ke barat sebuah sedan hitam ber plat AB melaju dari arah yang berlawanan dengan arus becak dan delman . Brigadir Royadin memandang dari kejauhan ,sementara sedan hitam itu melaju perlahan menuju kearahnya. Dengan sigap ia menyeberang jalan ditepi posnya, ayunan tangan kedepan dengan posisi membentuk sudut Sembilan puluh derajat menghentikan laju sedan hitam itu. Sebuah sedan tahun lima puluhan yang amat jarang berlalu di jalanan pekalongan berhenti dihadapannya.
Saat mobil menepi , brigadir Royadin menghampiri sisi kanan pengemudi dan memberi hormat.
"Selamat pagi!" Brigadir Royadin memberi hormat dengan sikap sempurna . "Boleh ditunjukan rebuwes!" Ia meminta surat surat mobil berikut surat ijin mengemudi kepada lelaki di balik kaca , jaman itu surat mobil masih diistilahkan rebuwes.
Perlahan , pria berusia sekitar setengah abad menurunkan kaca samping secara penuh.
"Ada apa pak polisi ?" Tanya pria itu. Brigadir Royadin tersentak kaget , ia mengenali siapa pria itu . "Ya Allah…sinuwun!" kejutnya dalam hati . Gugup bukan main namun itu hanya berlangsung sedetik , naluri polisinya tetap menopang tubuh gagahnya dalam sikap sempurna.
"Bapak melangar verbodden , tidak boleh lewat sini, ini satu arah !" Ia memandangi pria itu yang tak lain adalah Sultan Jogja, Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Dirinya tak habis pikir , orang sebesar sultan HB IX mengendarai sendiri mobilnya dari jogja ke pekalongan yang jauhnya cukup lumayan., entah tujuannya kemana.
Setelah melihat rebuwes , Brigadir Royadin mempersilahkan Sri Sultan untuk mengecek tanda larangan verboden di ujung jalan , namun sultan menolak.
" Ya ..saya salah , kamu benar , saya pasti salah !" Sinuwun turun dari sedannya dan menghampiri Brigadir Royadin yang tetap menggengam rebuwes tanpa tahu harus berbuat apa.
" Jadi…?" Sinuwun bertanya , pertanyaan yang singkat namun sulit bagi brigadir Royadin menjawabnya .
"Em..emm ..bapak saya tilang , mohon maaf!" Brigadir Royadin heran , sinuwun tak kunjung menggunakan kekuasaannya untuk paling tidak bernegosiasi dengannya, jangankan begitu , mengenalkan dirinya sebagai pejabat Negara dan Rajapun beliau tidak melakukannya.
"Baik..brigadir , kamu buatkan surat itu , nanti saya ikuti aturannya, saya harus segera ke Tegal !" Sinuwun meminta brigadir Royadin untuk segera membuatkan surat tilang. Dengan tangan bergetar ia membuatkan surat tilang, ingin rasanya tidak memberikan surat itu tapi tidak tahu kenapa ia sebagai polisi tidak boleh memandang beda pelanggar kesalahan yang terjadi di depan hidungnya. Yang paling membuatnya sedikit tenang adalah tidak sepatah katapun yang keluar dari mulut sinuwun menyebutkan bahwa dia berhak mendapatkan dispensasi. "Sungguh orang yang besar…!" begitu gumamnya.
Surat tilang berpindah tangan , rebuwes saat itu dalam genggamannya dan ia menghormat pada sinuwun sebelum sinuwun kembali memacu Sedan hitamnya menuju ke arah barat, Tegal.
Beberapa menit sinuwun melintas di depan stasiun pekalongan, brigadir royadin menyadari kebodohannya, kekakuannya dan segala macam pikiran berkecamuk. Ingin ia memacu sepeda ontelnya mengejar Sedan hitam itu tapi manalah mungkin. Nasi sudah menjadi bubur dan ketetapan hatinya untuk tetap menegakkan peraturan pada siapapun berhasil menghibur dirinya.
Saat aplusan di sore hari dan kembali ke markas , Ia menyerahkan rebuwes kepada petugas jaga untuk diproses hukum lebih lanjut.,Ialu kembali kerumah dengan sepeda abu abu tuanya.
Saat apel pagi esok harinya , suara amarah meledak di markas polisi pekalongan , nama Royadin diteriakkan berkali kali dari ruang komisaris. Beberapa polisi tergopoh gopoh menghampirinya dan memintanya menghadap komisaris polisi selaku kepala kantor.
"Royadin , apa yang kamu lakukan ..sa'enake dewe ..ora mikir ..iki sing mbok tangkep sopo heh..ngawur..ngawur!" Komisaris mengumpat dalam bahasa jawa , ditangannya rebuwes milik sinuwun pindah dari telapak kanan kekiri bolak balik.
" Sekarang aku mau Tanya , kenapa kamu tidak lepas saja sinuwun..biarkan lewat, wong kamu tahu siapa dia , ngerti nggak kowe sopo sinuwun?" Komisaris tak menurunkan nada bicaranya.
" Siap pak , beliau tidak bilang beliau itu siapa , beliau ngaku salah ..dan memang salah!" brigadir Royadin menjawab tegas.
"Ya tapi kan kamu mestinya ngerti siapa dia ..ojo kaku kaku , kok malah mbok tilang..ngawur ..jan ngawur….Ini bisa panjang , bisa sampai Menteri !" Derai komisaris. Saat itu kepala polisi dijabat oleh Menteri Kepolisian Negara.
Brigadir Royadin pasrah , apapun yang dia lakukan dasarnya adalah posisinya sebagai polisi , yang disumpah untuk menegakkan peraturan pada siapa saja ..memang Koppeg(keras kepala) kedengarannya.
Kepala polisi pekalongan berusaha mencari tahu dimana gerangan sinuwun , masih di Tegalkah atau tempat lain? Tujuannya cuma satu , mengembalikan rebuwes. Namun tidak seperti saat ini yang demikian mudahnya bertukar kabar , keberadaa sinuwun tak kunjung diketahui hingga beberapa hari. Pada akhirnya kepala polisi pekalongan mengutus beberapa petugas ke Jogja untuk mengembalikan rebuwes tanpa mengikut sertakan Brigadir Royadin.
Usai mendapat marah , Brigadir Royadin bertugas seperti biasa , satu minggu setelah kejadian penilangan, banyak teman temannya yang mentertawakan bahkan ada isu yang ia dengar dirinya akan dimutasi ke pinggiran kota pekalongan selatan.
Suatu sore , saat belum habis jam dinas , seorang kurir datang menghampirinya di persimpangan soko yang memintanya untuk segera kembali ke kantor. Sesampai di kantor beberapa polisi menggiringnya keruang komisaris yang saat itu tengah menggengam selembar surat.
"Royadin….minggu depan kamu diminta pindah !" lemas tubuh Royadin , ia membayangkan harus menempuh jalan menanjak dipinggir kota pekalongan setiap hari , karena mutasi ini, karena ketegasan sikapnya dipersimpangan soko .
" Siap pak !" Royadin menjawab datar.
"Bersama keluargamu semua, dibawa!" pernyataan komisaris mengejutkan , untuk apa bawa keluarga ketepi pekalongan selatan , ini hanya merepotkan diri saja.
"Saya sanggup setiap hari pakai sepeda pak komandan, semua keluarga biar tetap di rumah sekarang !" Brigadir Royadin menawar.
"Ngawur…Kamu sanggup bersepeda pekalongan – Jogja ? pindahmu itu ke jogja bukan disini, sinuwun yang minta kamu pindah tugas kesana , pangkatmu mau dinaikkan satu tingkat.!" Cetus pak komisaris , disodorkan surat yang ada digengamannya kepada brigadir Royadin.
Surat itu berisi permintaan bertuliskan tangan yang intinya : " Mohon dipindahkan brigadir Royadin ke Jogja , sebagai polisi yang tegas saya selaku pemimpin Jogjakarta akan menempatkannya di wilayah Jogjakarta bersama keluarganya dengan meminta kepolisian untuk menaikkan pangkatnya satu tingkat." Ditanda tangani sri sultan hamengkubuwono IX.
Tangan brigadir Royadin bergetar , namun ia segera menemukan jawabannya. Ia tak sangup menolak permntaan orang besar seperti sultan HB IX namun dia juga harus mempertimbangkan seluruh hidupnya di kota pekalongan .Ia cinta pekalongan dan tak ingin meninggalkan kota ini .
" Mohon bapak sampaikan ke sinuwun , saya berterima kasih, saya tidak bisa pindah dari pekalongan , ini tanah kelahiran saya , rumah saya . Sampaikan hormat saya pada beliau ,dan sampaikan permintaan maaf saya pada beliau atas kelancangan saya !" Brigadir Royadin bergetar , ia tak memahami betapa luasnya hati sinuwun Sultan HB IX , Amarah hanya diperolehnya dari sang komisaris namun penghargaan tinggi justru datang dari orang yang menjadi korban ketegasannya.
July 2010 , saat saya mendengar kepergian purnawirawan polisi Royadin kepada sang khalik dari keluarga dipekalongan , saya tak memilki waktu cukup untuk menghantar kepergiannya . Suaranya yang lirih saat mendekati akhir hayat masih saja mengiangkan cerita kebanggaannya ini pada semua sanak family yang berkumpul. Ia pergi meninggalkan kesederhanaan perilaku dan prinsip kepada keturunannya , sekaligus kepada saya selaku keponakannya. Idealismenya di kepolisian Pekalongan tetap ia jaga sampai akhir masa baktinya , pangkatnya tak banyak bergeser terbelenggu idealisme yang selalu dipegangnya erat erat yaitu ketegasan dan kejujuran .
Hormat amat sangat kepadamu Pak Royadin, Sang Polisi sejati . Dan juga kepada pahlawan bangsa Sultan Hamengkubuwono IX yang keluasan hatinya melebihi wilayah negeri ini dari sabang sampai merauke.
Depok June 25′ 2011
Aryadi Noersaid
Sumber. jogjakini.wordpress.com
Becak dan delman amat dominan masa itu , persimpangan Soko mulai riuh dengan bunyi kalung kuda yang terangguk angguk mengikuti ayunan cemeti sang kusir. Dari arah selatan dan membelok ke barat sebuah sedan hitam ber plat AB melaju dari arah yang berlawanan dengan arus becak dan delman . Brigadir Royadin memandang dari kejauhan ,sementara sedan hitam itu melaju perlahan menuju kearahnya. Dengan sigap ia menyeberang jalan ditepi posnya, ayunan tangan kedepan dengan posisi membentuk sudut Sembilan puluh derajat menghentikan laju sedan hitam itu. Sebuah sedan tahun lima puluhan yang amat jarang berlalu di jalanan pekalongan berhenti dihadapannya.
Saat mobil menepi , brigadir Royadin menghampiri sisi kanan pengemudi dan memberi hormat.
"Selamat pagi!" Brigadir Royadin memberi hormat dengan sikap sempurna . "Boleh ditunjukan rebuwes!" Ia meminta surat surat mobil berikut surat ijin mengemudi kepada lelaki di balik kaca , jaman itu surat mobil masih diistilahkan rebuwes.
Perlahan , pria berusia sekitar setengah abad menurunkan kaca samping secara penuh.
"Ada apa pak polisi ?" Tanya pria itu. Brigadir Royadin tersentak kaget , ia mengenali siapa pria itu . "Ya Allah…sinuwun!" kejutnya dalam hati . Gugup bukan main namun itu hanya berlangsung sedetik , naluri polisinya tetap menopang tubuh gagahnya dalam sikap sempurna.
"Bapak melangar verbodden , tidak boleh lewat sini, ini satu arah !" Ia memandangi pria itu yang tak lain adalah Sultan Jogja, Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Dirinya tak habis pikir , orang sebesar sultan HB IX mengendarai sendiri mobilnya dari jogja ke pekalongan yang jauhnya cukup lumayan., entah tujuannya kemana.
Setelah melihat rebuwes , Brigadir Royadin mempersilahkan Sri Sultan untuk mengecek tanda larangan verboden di ujung jalan , namun sultan menolak.
" Ya ..saya salah , kamu benar , saya pasti salah !" Sinuwun turun dari sedannya dan menghampiri Brigadir Royadin yang tetap menggengam rebuwes tanpa tahu harus berbuat apa.
" Jadi…?" Sinuwun bertanya , pertanyaan yang singkat namun sulit bagi brigadir Royadin menjawabnya .
"Em..emm ..bapak saya tilang , mohon maaf!" Brigadir Royadin heran , sinuwun tak kunjung menggunakan kekuasaannya untuk paling tidak bernegosiasi dengannya, jangankan begitu , mengenalkan dirinya sebagai pejabat Negara dan Rajapun beliau tidak melakukannya.
"Baik..brigadir , kamu buatkan surat itu , nanti saya ikuti aturannya, saya harus segera ke Tegal !" Sinuwun meminta brigadir Royadin untuk segera membuatkan surat tilang. Dengan tangan bergetar ia membuatkan surat tilang, ingin rasanya tidak memberikan surat itu tapi tidak tahu kenapa ia sebagai polisi tidak boleh memandang beda pelanggar kesalahan yang terjadi di depan hidungnya. Yang paling membuatnya sedikit tenang adalah tidak sepatah katapun yang keluar dari mulut sinuwun menyebutkan bahwa dia berhak mendapatkan dispensasi. "Sungguh orang yang besar…!" begitu gumamnya.
Surat tilang berpindah tangan , rebuwes saat itu dalam genggamannya dan ia menghormat pada sinuwun sebelum sinuwun kembali memacu Sedan hitamnya menuju ke arah barat, Tegal.
Beberapa menit sinuwun melintas di depan stasiun pekalongan, brigadir royadin menyadari kebodohannya, kekakuannya dan segala macam pikiran berkecamuk. Ingin ia memacu sepeda ontelnya mengejar Sedan hitam itu tapi manalah mungkin. Nasi sudah menjadi bubur dan ketetapan hatinya untuk tetap menegakkan peraturan pada siapapun berhasil menghibur dirinya.
Saat aplusan di sore hari dan kembali ke markas , Ia menyerahkan rebuwes kepada petugas jaga untuk diproses hukum lebih lanjut.,Ialu kembali kerumah dengan sepeda abu abu tuanya.
Saat apel pagi esok harinya , suara amarah meledak di markas polisi pekalongan , nama Royadin diteriakkan berkali kali dari ruang komisaris. Beberapa polisi tergopoh gopoh menghampirinya dan memintanya menghadap komisaris polisi selaku kepala kantor.
"Royadin , apa yang kamu lakukan ..sa'enake dewe ..ora mikir ..iki sing mbok tangkep sopo heh..ngawur..ngawur!" Komisaris mengumpat dalam bahasa jawa , ditangannya rebuwes milik sinuwun pindah dari telapak kanan kekiri bolak balik.
" Sekarang aku mau Tanya , kenapa kamu tidak lepas saja sinuwun..biarkan lewat, wong kamu tahu siapa dia , ngerti nggak kowe sopo sinuwun?" Komisaris tak menurunkan nada bicaranya.
" Siap pak , beliau tidak bilang beliau itu siapa , beliau ngaku salah ..dan memang salah!" brigadir Royadin menjawab tegas.
"Ya tapi kan kamu mestinya ngerti siapa dia ..ojo kaku kaku , kok malah mbok tilang..ngawur ..jan ngawur….Ini bisa panjang , bisa sampai Menteri !" Derai komisaris. Saat itu kepala polisi dijabat oleh Menteri Kepolisian Negara.
Brigadir Royadin pasrah , apapun yang dia lakukan dasarnya adalah posisinya sebagai polisi , yang disumpah untuk menegakkan peraturan pada siapa saja ..memang Koppeg(keras kepala) kedengarannya.
Kepala polisi pekalongan berusaha mencari tahu dimana gerangan sinuwun , masih di Tegalkah atau tempat lain? Tujuannya cuma satu , mengembalikan rebuwes. Namun tidak seperti saat ini yang demikian mudahnya bertukar kabar , keberadaa sinuwun tak kunjung diketahui hingga beberapa hari. Pada akhirnya kepala polisi pekalongan mengutus beberapa petugas ke Jogja untuk mengembalikan rebuwes tanpa mengikut sertakan Brigadir Royadin.
Usai mendapat marah , Brigadir Royadin bertugas seperti biasa , satu minggu setelah kejadian penilangan, banyak teman temannya yang mentertawakan bahkan ada isu yang ia dengar dirinya akan dimutasi ke pinggiran kota pekalongan selatan.
Suatu sore , saat belum habis jam dinas , seorang kurir datang menghampirinya di persimpangan soko yang memintanya untuk segera kembali ke kantor. Sesampai di kantor beberapa polisi menggiringnya keruang komisaris yang saat itu tengah menggengam selembar surat.
"Royadin….minggu depan kamu diminta pindah !" lemas tubuh Royadin , ia membayangkan harus menempuh jalan menanjak dipinggir kota pekalongan setiap hari , karena mutasi ini, karena ketegasan sikapnya dipersimpangan soko .
" Siap pak !" Royadin menjawab datar.
"Bersama keluargamu semua, dibawa!" pernyataan komisaris mengejutkan , untuk apa bawa keluarga ketepi pekalongan selatan , ini hanya merepotkan diri saja.
"Saya sanggup setiap hari pakai sepeda pak komandan, semua keluarga biar tetap di rumah sekarang !" Brigadir Royadin menawar.
"Ngawur…Kamu sanggup bersepeda pekalongan – Jogja ? pindahmu itu ke jogja bukan disini, sinuwun yang minta kamu pindah tugas kesana , pangkatmu mau dinaikkan satu tingkat.!" Cetus pak komisaris , disodorkan surat yang ada digengamannya kepada brigadir Royadin.
Surat itu berisi permintaan bertuliskan tangan yang intinya : " Mohon dipindahkan brigadir Royadin ke Jogja , sebagai polisi yang tegas saya selaku pemimpin Jogjakarta akan menempatkannya di wilayah Jogjakarta bersama keluarganya dengan meminta kepolisian untuk menaikkan pangkatnya satu tingkat." Ditanda tangani sri sultan hamengkubuwono IX.
Tangan brigadir Royadin bergetar , namun ia segera menemukan jawabannya. Ia tak sangup menolak permntaan orang besar seperti sultan HB IX namun dia juga harus mempertimbangkan seluruh hidupnya di kota pekalongan .Ia cinta pekalongan dan tak ingin meninggalkan kota ini .
" Mohon bapak sampaikan ke sinuwun , saya berterima kasih, saya tidak bisa pindah dari pekalongan , ini tanah kelahiran saya , rumah saya . Sampaikan hormat saya pada beliau ,dan sampaikan permintaan maaf saya pada beliau atas kelancangan saya !" Brigadir Royadin bergetar , ia tak memahami betapa luasnya hati sinuwun Sultan HB IX , Amarah hanya diperolehnya dari sang komisaris namun penghargaan tinggi justru datang dari orang yang menjadi korban ketegasannya.
July 2010 , saat saya mendengar kepergian purnawirawan polisi Royadin kepada sang khalik dari keluarga dipekalongan , saya tak memilki waktu cukup untuk menghantar kepergiannya . Suaranya yang lirih saat mendekati akhir hayat masih saja mengiangkan cerita kebanggaannya ini pada semua sanak family yang berkumpul. Ia pergi meninggalkan kesederhanaan perilaku dan prinsip kepada keturunannya , sekaligus kepada saya selaku keponakannya. Idealismenya di kepolisian Pekalongan tetap ia jaga sampai akhir masa baktinya , pangkatnya tak banyak bergeser terbelenggu idealisme yang selalu dipegangnya erat erat yaitu ketegasan dan kejujuran .
Hormat amat sangat kepadamu Pak Royadin, Sang Polisi sejati . Dan juga kepada pahlawan bangsa Sultan Hamengkubuwono IX yang keluasan hatinya melebihi wilayah negeri ini dari sabang sampai merauke.
Depok June 25′ 2011
Aryadi Noersaid
Sumber. jogjakini.wordpress.com
Kisah Nyata Seorang Polisi Menilang Sri Sultan Hamengkubuwono IX
Di internet ini kadang peredaran isu juga musiman, misalnya beberapa saat terakhir saya merasa tergelitik dengan sharing info yang sudah tidak berlaku (info kadawularsa) yang disharing masal di internet. Tentu ini sangat menyesatkan, berikut contohnya:
1.
dan
2
Kalau DI TILANG, jangan minta slip biru kalau tidak mau membayar denda maksimal sesuai UU LLAJ No 22 Tahun 2009 seperti daftar dibawah ini.. kalau minta slip merah, walaupun ribet tapi lebih murah
jadi begini,, dulu lebih baik minta slip biru saat yg berlaku
masih UU lantas tahun 92.. sekarang yg berlaku UU yg tahun 2009..
tarifnya seperti diatas.. monggo silahkan unduh file PDFnya di web TMC
polda metro jaya..
untuk tarif SLIP BIRU yg lama bisa dilihat disini.. http://id.wikipedia.org/wiki/Tilang
untuk tarif yg baru bisa dilihat sebagai berikut
"
coba baca juga ini KLIK DISINI
sekedar berbagi pengalaman, bagi yg kena tilang dan sudah terlanjur minta slip biru, masih bisa di tukar dgn slip merah di bagian tilang satlantas setempat. sesuai kesatuan dalam stempel. karena memang slip merah itu lebih murah karena hakim memutus denda sesuai dengan ukuran masyarakat setempat. biasanya nggak lebih dari 100.000 keculai pelanggaran berat yg membahayakan orang lain.
lumayan berita lama tapi banyak yang tahu dan masih gembar gembor untuk minta slip biru
NB: saya bukan polisi :D
1.
dan
2
Kalau DI TILANG, jangan minta slip biru kalau tidak mau membayar denda maksimal sesuai UU LLAJ No 22 Tahun 2009 seperti daftar dibawah ini.. kalau minta slip merah, walaupun ribet tapi lebih murah
untuk tarif SLIP BIRU yg lama bisa dilihat disini.. http://id.wikipedia.org/wiki/Tilang
untuk tarif yg baru bisa dilihat sebagai berikut
"
JAKARTA, KOMPAS.com — TMC Polda Metro Jaya terus berusaha mensosialisasikan pelaksanaan UU No 22 tahun 2009. Salah satunya, menjelaskan tarif denda yang dikenakan kepada pengguna jalan yang melanggar UU tersebut.
Ternyata, denda Rp 250.000 kepada pengendara sepeda motor yang tidak menggunakan helm SNI termasuk denda paling kecil. Dari daftar yang dirilis TMC Polda Metro Jaya, denda paling besar dikenakan kepada pengendara yang tidak punya SIM. Dendanya Rp 1.000.000. Inilah selengkapnya!Tarif Denda Pelanggaran Lalu Lintas (1)
No. Jenis Pelanggaran Denda Rp Pasal 1.Setiap Orang. Mengganggu fungsi rambu lalu lintas, marka jalan, isyarat pejalan kaki, dan pengaman. 250.000 275 ayat (1) jo pasal 28 ayat (2). 2.Setiap pengguna jalan. Tidak mematuhi perintah sesuai Pasal 104 ayat 3. Pada kondisi tertentu, demi kelancaran dan ketertiban, wajib berhenti, jalan terus, mempercepat, memperlambat atau mengalihkan arus kendaraan. 250.000 Pasal 282 jo Pasal 104 ayat (3). 3.Setiap pengemudi (semua jenis ranmor)
a. Tidak bawa SIM: Tidak dapat menunjukkan surat izin mengemudi yang sah.250.000 Pasal 288 ayat (2) jo Pasal 106 ayat (5) hrf b. 4.b. Tidak memiliki SIM. Mengemudikan kendaraan bermotor di jalan, tidak memiliki surat izin mengemudi. 1.000.000 Pasal 281 jo Pasal 77 ayat (1). 5.c. STNK/STCK tidak sah. Kendaraan bermotor tidak dilengkapi dengan STNK atau STCK yang ditetapkan Polri. 500.000
Psl 288 ayat (1) jo Psl 106 ayat (5) huruf a. 6.d. TNKB tidak sah: Kendaraan Bermotor tidak dipasangi tanda nomor kendaraan bermotor yang ditetapkan Polri. 500.000 Pasal 280 jo pasal 68 ayat (1).
7.e. Perlengkapan membahayakan keselamatan
Kendaraan di jalan dipasangi perlengkapan yang mengganggu keselamatan: bemper, tanduk, dan lampu yang menyilaukan.500.000 Pasal 279 jo Pasal 58. 8.f. Sabuk keselamatan: Tidak mengenakan sabuk keselamatan. 250.000 Psl 289 jo Psl 106 Ayat (6). 9.g. Lampu utama malam hari: Tanpa menyalakan lampu utama pada malam hari dan kondisi tertentu. 250.000 Pasal 293 ayat (1) jo pasal 107 ayat (1). 10.h. Cara penggandengan dan penempelan dengan kendaraan lain: Melanggar aturan tata cara penggandengan dan penempelan dengan kendaraan lain. 250.000 Pasal 287 ayat (6) jo Pasal 106 (4) hrf h.
11.i. Ranmor tanpa rumah-rumah: Selain sepeda motor, mengemudikan kendaraan tidak dilengkapi dengan rumah-rumah, tidak mengenakan sabuk keselamatan, dan tidak mengenakan helm. 250.000 Pasal 290 jo Pasal 106 (7). 12.j. Gerakan lalu lintas: Melanggar aturan gerakan lalu litas atau tata cara berhenti dan parkir. 250.000 Pasal 287 ayat (3) jo Pasal 106 ayat (4) e. 13.k. Kecepatan maksimum dan minimum: Melanggar aturan batas kecepatan paling tinggi atau paling rendah. 500.000 Psl 287 ayat(5) jo Psl 106 ayat (4) hrf (g) atau psl 115 hrf (a).
No. Jenis Pelanggaran Denda, Rp Pasal, ayat 14.l. Membelok atau berbalik arah: Tidak memberikan isyarat dengan lampu penunjuk arah atau isyarat tangan saat akan membelok. 250.000. Pasal 294 jo pasal 112 (1).
15.m. Berpindah lajur atau bergerak ke samping: Tidak memberi isyarat saat akan berpindah lajur atau bergerak ke samping. 250.000Pasal 295 jo pasal 112 ayat (2) 16.n. Melanggar rambu atau marka: Melanggar aturan perintah atau larangan yang dinyatakan dengan rambu lalu lintas atau marka. 500.000Psl 287 ayat(1) jo psl 106(4) hrf (a) dan Psl 106 ayat(4) hrf (b) 17.o. Melanggar apill (TL): Melanggar aturan Perintah atau larangan yang dinyatakan dengan alat pemberi isyarat lalulintas 500.000Psl 287 ayat (2) jo psl 106(4) hrf (c)
18.p. Mengemudi tidak wajar: Melakukan kegiatan lain saat mengemudi, dipengaruhi oleh suatu keadaan yang mengakibatkan gangguan konsentrasi saat mengemudi di jalan. 750.000 Pasal 283 jo pasal 106 (1). 19.q. Di perlintasan kereta api: Mengemudikan Kendaran bermotor pada perlintasan antara Kereta Api dan Jalan, tidak berhenti ketika sinyal sudah berbunyi, Palang Pintu Kereta Api sudah mulai ditutup, dan / atau ada isyarat lain. 750.000Pasal 296 jo pasal 114 hrf (a) 20.r. Berhenti dalam keadaan darurat: Tidak Memasang segitiga pengaman, lampu isyarat peringatan Bahaya atau isyarat lain pada saat berhenti atau parkir dalam keadaan darurat dijalan. 500.000Pasal 298 jo psl 121 ayat (1)
21.s. Hak utama kendaraan tertentu: Tidak memberi prioritas jalan bagi kendaraan bermotor yang memiliki hak utama menggunakan alat peringatan dengan bunyi dan sinar serta dikawal petugas Polri.a. Kendaraan pemadam kebakaran yang sedang bertugas,
b. Ambulan yang mengangkut orang sakit,
c.Kendaraan untuk memberikan pertolongan pada kecelakaan lalulintas,
d. Kendaraan Pimpinan Lembaga Negara Republik Indonesia,
e. Kendaraan Pimpinan dan Pejabat Negara Asing serta Lembaga internasional yang menjadi tamu Negara,
f. Iring–iringan pengantar jenazah,
g. Konvoi dan atau kendaraan untuk kepentingan tertentu menurut pertimbangan petugas Kepolisian RI. 500.000Pasal 287 ayat (4) jo Pasal 59 dan pasal 106 (4) huruf (f) jo Pasal 134 dan pasal 135.
22. t. Hak pejalan kaki atau pesepeda: Tidak mengutamakan pejalan kaki atau pesepeda. 500.000 Pasal 284 jo 106 ayat (2).Source: Kompas
coba baca juga ini KLIK DISINI
sekedar berbagi pengalaman, bagi yg kena tilang dan sudah terlanjur minta slip biru, masih bisa di tukar dgn slip merah di bagian tilang satlantas setempat. sesuai kesatuan dalam stempel. karena memang slip merah itu lebih murah karena hakim memutus denda sesuai dengan ukuran masyarakat setempat. biasanya nggak lebih dari 100.000 keculai pelanggaran berat yg membahayakan orang lain.
lumayan berita lama tapi banyak yang tahu dan masih gembar gembor untuk minta slip biru
NB: saya bukan polisi :D
Slip Merah Atau Slip Biru?
Overview
Most parts of Hong Kong have a reasonable degree of flood protection. However, serious flooding had occurred on the natural flood plains and low-lying areas of the northern part of the NT. Flooding is also a recurring problem in the older urban areas, like West Kowloon, because of the inadequacy of the drainage system constructed long ago.
To mitigate the problem, DSD has been implementing a massive $10 billion flood prevention programme of river training works and village flood pumping schemes in the NT, and a $3.7 billion programme of urban drainage improvement works in West Kowloon so as to raise the flood protection standards substantially. Since 1997, about 55km of rivers in the northern parts of NT have been trained with 24 village flood pumping schemes in operation, bringing relief to the flooding situation in NNT and NWNT. Since 1995, we have removed 82 flooding black spots in both the urban and rural areas.
Flooding Incidents in 2004/05
In 2004, the annual rainfall depth was around 1,739 mm, lower than the average of 2,214 mm by about 21%. The Amber Rainstorm Warning Signal was hoisted 16 times. Red and Black Rainstorm Warning Signals were only hoisted in the morning on 8.5.2004 - all attributable to the same rainfall event, which mainly affected the western part of the Kowloon Peninsula. Flooding was reported at low-lying areas in Mong Kok and Sham Shui Po where the relevant flood prevention works under the West Kowloon Drainage Improvement Project had not yet been completed. There was no major flooding event in other areas.
Nevertheless, the flooding problem at West Kowloon has been progressively improved since the substantial completion of the Stages 1 and 2 works in 2003 and 2004 respectively. In particular, the completion of the Tai Hang Tung Storage Scheme and Kai Tak Transfer Scheme in end 2004 has denoted a significant achievement of the department in alleviating the flooding problem of West Kowloon.
Progress made in 2004-05
Flood prevention projects with a total project cost of about $2 billion have been substantially completed, signifying the overall completion of a village flood pumping scheme at Wang Chau, 2.3 km of new drainage channels in Ngau Tam Mei, 23 km of stormwater drains in West Kowloon, a 100,000 m3 flood storage tank at Tai Hang Tung and 1.42 km of drainage tunnel from Waterloo Road to Kai Tak Nullah.
To further improve the flooding situation, the Government is actively implementing a series of major drainage improvement works that aim at providing Hong Kong with a high degree of flood protection. Construction works costing about $2.2 billion and $0.7 billion are being carried out in the NT and West Kowloon respectively. A further $6.3 billion of drainage improvement projects is also under planning or design for the NT, West Kowloon and other flood prone areas such as East Kowloon, Tsuen Wan, Northern Hong Kong Island. All major flood control projects are listed in Appendix A, whereas locations of the projects are shown in Appendix B.
Reduce Flooding Black Spots
Since 1994, DSD has identified more than a hundred flooding black spots. All of the black spots are under close surveillance and improvement measures have been taken to eradicate or reduce the flood risk. Last year, we have successfully removed 10 flooding black spots.
Flood Prevention in the Urban Areas
Flood prevention projects in the urban areas mainly include improvements of the stormwater drainage networks in order that stormwater would be collected and conveyed efficiently. Under some special circumstances, innovative methods such as flood storage, flood pumping or flow diversion are used to minimize the extent of works that may cause disturbances to traffic or conflict with underground utilities.
In West Kowloon, works under Stages 1 and 2 of the West Kowloon Drainage Improvement Project were completed in June 2003 and December 2004 respectively. These included about 33 km of stormwater drains in Yau Ma Tei, Mong Kok, Kowloon Tong, Sham Shui Po and Lai Chi Kok, as well as an underground flood storage tank in Tai Hang Tung and a stormwater diversion tunnel from Kowloon Tong to Kai Tak Nullah. Under Stage 3, the construction of about 12 km of stormwater drains is in progress for completion in 2007. Plan is also in hand to implement a stormwater transfer scheme at Lai Chi Kok, as this area is susceptible to flood risk due to surface runoff from the hinterland and the potential overflow from the Kowloon group of reservoirs.
For flood prone areas in the Northern Hong Kong Island and East Kowloon, drainage improvement projects costing about $2.6 billion are being planned. In order to minimize the disturbance to local residents and road traffic caused by trench excavation, stormwater drainage tunnels will be constructed to divert stormwater away from mid-level so as to reduce the loading on the existing urban drainage systems which are under capacity.
Flood Prevention in NT
Flood prevention projects in the NT can broadly be classified into two main types, namely drainage channels to collect and convey floodwater to the sea and village flood pumping schemes to protect villages in low-lying areas.
With the completion of several drainage channels in recent years, the flooding situation in the NT has been significantly improved, particularly in Lo Wu, Ho Sheung Heung, Yin Kong and Tin Ping Shan in the Northern NT and Tin Shui Wai, Yuen Long and Kam Tin in the Northwestern NT. In the past, floodplains in the NT were often susceptible to flooding to 1 to 1.5 m depth as overflow took place along the old river sections which were narrow and sinuous. Nowadays, tens of thousands of people in these flood prone areas have been relieved of flooding risks.
As regards low-lying villages in the flood plain areas, we have already completed 24 village flood pumping schemes to remove the flood risks at 31 low-lying villages. Over 240 hectares of low-lying villages areas accommodating a population of 30,000 people are now being protected.
In the Northern NT, the Stage 3 works of the Shenzhen River Regulation Project and the Rehabilitation of River Ganges were in good progress. With the completion of these two drainage improvement projects in 2006, the flooding situation at Lo Shue Ling, the last regional flooding black spot in the Northern NT, will be significantly improved.
In the Northwestern NT, construction works of the Yuen Long Bypass Floodway and San Tin Eastern Main Drainage Channel, as well as three village flood pumping schemes at Tai Kiu, Shui Pin Tsuen, and Mai Po Lo Wai/Mai Po San Tsuen were progressing well.
Plan is also in hand to improve the stormwater drainage systems in Tuen Mun, Sha Tin, Tai Po, Tsuen Wan, Sai Kung and Lantau Island.
Better Preparation for the Rainy Days with New System
DSD has developed a Flood Monitoring and Reporting System (FMRS) to monitor the flooding situation and to collect the hydrological data for the calibration of computer drainage models. Under the system, more than 60 automated gauging stations were installed at rivers and channels throughout the territory. The gauging stations provide real-time round-the-clock surveillance of water levels and to collect hydrological data including rainfall depths and tide levels. Most of these stations are equipped with ultrasonic probes to measure water depths in rivers with great precision, and transmit the real-time data immediately to DSD control center. Duty officers at the control center could analyze the flooding situation based on the real-time trends of hydrometric information, video images and operation status of the gauging stations, and issue any necessary flood warnings to relevant emergency services such as Police and Fire Services Department and the drainage maintenance crews to mitigate the flood risk.
Through collaboration with the University of Hong Kong, DSD improved the FMRS in 2002 by installing the Mobile and Online Surveillance and Incident Controller II system for gathering and transmission of hydrometric information based on wireless telemetry technology. This system, which is a forerunner in the Asian-Pacific region, adopts the advanced mobile communication technology called General Package Radio Services to compress and transmit various data collected from the gauging station to DSD control center in a speed 8 times faster than common GSM mobile phones. To make use of renewable energy and to reduce the installation and operation costs, many of the stations have been powered by solar battery cells. Moreover, DSD has installed night vision digital network cameras at some flooding black spots to provide real-time high resolution images of the critical drainage locations. Due to the application of these innovative technologies, the average failure rate of the gauging stations during adverse weather conditions was significantly reduced from 17.4% in 2001 to 4.6% in 2004.
Enlarge
Working with University to Solve Urban Flooding
The existing drains in the northern part of Hong Kong Island from Tai Hang to Kennedy Town were generally built decades ago. Areas like Connaught Road West, Des Voeux Road West, Queensway, Hennessy Road, Morrison Hill Road, Happy Valley etc are susceptible to flooding due to rapid developments and changes in land use over the years. Substantial drainage improvement in the areas by re-building or enlarging the existing drainage system will inevitably require extensive excavation in busy roads and hence cause tremendous nuisance to the public.
The design concept of the drainage tunnel is to intercept stormwater by 36 water intakes located in the mid levels from Tai Hang to Kennedy Town. Stormwater from the upper catchment intercepted by the intakes will be directed into a deep tunnel and discharged at the western side of Hong Kong Island. The lower catchment areas can thus be better protected from flooding under heavy rainstorms.
Most of the proposed water intakes are located in congested build-up areas. To ensure that the intakes can effectively collect huge volumes of high speed flows during heavy rains, we engaged a consultant to prepare the preliminary design for the vortex water intake structures and the University of Hong Kong to carry out physical hydraulic model test for verification purpose.
Flooding in Ngau Tam Mei Basin Becoming History
Ngau Tam Mei area is a low-lying areas in the NT and has long been a well-known flooding black spot. Serious flooding has occurred almost every year. The area has been classified as a major flooding black spot (the most serious rank) according to DSD's classification. Rapid development over the last 20 years has reduced the flood storage capacity of the original flood plain and also increased the volume of surface runoff that exacerbate the flooding problem.
To tackle the flooding problem, a new channel was designed to divert the flood water from the upstream area of Ngau Tam Mei to the newly constructed Kam Tin Channel directly. The channel is designed so that it can accommodate the flow generated from a 200-year return period storm event.
During low flow condition the water inside the channel was comparatively small. The tidal water will back-flow from Kam Tin Channel to the upstream area and thereby creating nuisance problem. As such, an inflatable dam together with a low flow pumping station is provided at the downstream end of the channel as a tidal barrier.
Construction of the channel started in late 1999 and completed in March 2005. The flooding problem at Ngau Tam Mei areas is now resolved.
source:
Most parts of Hong Kong have a reasonable degree of flood protection. However, serious flooding had occurred on the natural flood plains and low-lying areas of the northern part of the NT. Flooding is also a recurring problem in the older urban areas, like West Kowloon, because of the inadequacy of the drainage system constructed long ago.
To mitigate the problem, DSD has been implementing a massive $10 billion flood prevention programme of river training works and village flood pumping schemes in the NT, and a $3.7 billion programme of urban drainage improvement works in West Kowloon so as to raise the flood protection standards substantially. Since 1997, about 55km of rivers in the northern parts of NT have been trained with 24 village flood pumping schemes in operation, bringing relief to the flooding situation in NNT and NWNT. Since 1995, we have removed 82 flooding black spots in both the urban and rural areas.
Flooding Incidents in 2004/05
In 2004, the annual rainfall depth was around 1,739 mm, lower than the average of 2,214 mm by about 21%. The Amber Rainstorm Warning Signal was hoisted 16 times. Red and Black Rainstorm Warning Signals were only hoisted in the morning on 8.5.2004 - all attributable to the same rainfall event, which mainly affected the western part of the Kowloon Peninsula. Flooding was reported at low-lying areas in Mong Kok and Sham Shui Po where the relevant flood prevention works under the West Kowloon Drainage Improvement Project had not yet been completed. There was no major flooding event in other areas.
Nevertheless, the flooding problem at West Kowloon has been progressively improved since the substantial completion of the Stages 1 and 2 works in 2003 and 2004 respectively. In particular, the completion of the Tai Hang Tung Storage Scheme and Kai Tak Transfer Scheme in end 2004 has denoted a significant achievement of the department in alleviating the flooding problem of West Kowloon.
Progress made in 2004-05
Flood prevention projects with a total project cost of about $2 billion have been substantially completed, signifying the overall completion of a village flood pumping scheme at Wang Chau, 2.3 km of new drainage channels in Ngau Tam Mei, 23 km of stormwater drains in West Kowloon, a 100,000 m3 flood storage tank at Tai Hang Tung and 1.42 km of drainage tunnel from Waterloo Road to Kai Tak Nullah.
To further improve the flooding situation, the Government is actively implementing a series of major drainage improvement works that aim at providing Hong Kong with a high degree of flood protection. Construction works costing about $2.2 billion and $0.7 billion are being carried out in the NT and West Kowloon respectively. A further $6.3 billion of drainage improvement projects is also under planning or design for the NT, West Kowloon and other flood prone areas such as East Kowloon, Tsuen Wan, Northern Hong Kong Island. All major flood control projects are listed in Appendix A, whereas locations of the projects are shown in Appendix B.
Reduce Flooding Black Spots
Since 1994, DSD has identified more than a hundred flooding black spots. All of the black spots are under close surveillance and improvement measures have been taken to eradicate or reduce the flood risk. Last year, we have successfully removed 10 flooding black spots.
Flood Prevention in the Urban Areas
Flood prevention projects in the urban areas mainly include improvements of the stormwater drainage networks in order that stormwater would be collected and conveyed efficiently. Under some special circumstances, innovative methods such as flood storage, flood pumping or flow diversion are used to minimize the extent of works that may cause disturbances to traffic or conflict with underground utilities.
In West Kowloon, works under Stages 1 and 2 of the West Kowloon Drainage Improvement Project were completed in June 2003 and December 2004 respectively. These included about 33 km of stormwater drains in Yau Ma Tei, Mong Kok, Kowloon Tong, Sham Shui Po and Lai Chi Kok, as well as an underground flood storage tank in Tai Hang Tung and a stormwater diversion tunnel from Kowloon Tong to Kai Tak Nullah. Under Stage 3, the construction of about 12 km of stormwater drains is in progress for completion in 2007. Plan is also in hand to implement a stormwater transfer scheme at Lai Chi Kok, as this area is susceptible to flood risk due to surface runoff from the hinterland and the potential overflow from the Kowloon group of reservoirs.
For flood prone areas in the Northern Hong Kong Island and East Kowloon, drainage improvement projects costing about $2.6 billion are being planned. In order to minimize the disturbance to local residents and road traffic caused by trench excavation, stormwater drainage tunnels will be constructed to divert stormwater away from mid-level so as to reduce the loading on the existing urban drainage systems which are under capacity.
Flood Prevention in NT
Flood prevention projects in the NT can broadly be classified into two main types, namely drainage channels to collect and convey floodwater to the sea and village flood pumping schemes to protect villages in low-lying areas.
With the completion of several drainage channels in recent years, the flooding situation in the NT has been significantly improved, particularly in Lo Wu, Ho Sheung Heung, Yin Kong and Tin Ping Shan in the Northern NT and Tin Shui Wai, Yuen Long and Kam Tin in the Northwestern NT. In the past, floodplains in the NT were often susceptible to flooding to 1 to 1.5 m depth as overflow took place along the old river sections which were narrow and sinuous. Nowadays, tens of thousands of people in these flood prone areas have been relieved of flooding risks.
As regards low-lying villages in the flood plain areas, we have already completed 24 village flood pumping schemes to remove the flood risks at 31 low-lying villages. Over 240 hectares of low-lying villages areas accommodating a population of 30,000 people are now being protected.
In the Northern NT, the Stage 3 works of the Shenzhen River Regulation Project and the Rehabilitation of River Ganges were in good progress. With the completion of these two drainage improvement projects in 2006, the flooding situation at Lo Shue Ling, the last regional flooding black spot in the Northern NT, will be significantly improved.
In the Northwestern NT, construction works of the Yuen Long Bypass Floodway and San Tin Eastern Main Drainage Channel, as well as three village flood pumping schemes at Tai Kiu, Shui Pin Tsuen, and Mai Po Lo Wai/Mai Po San Tsuen were progressing well.
Plan is also in hand to improve the stormwater drainage systems in Tuen Mun, Sha Tin, Tai Po, Tsuen Wan, Sai Kung and Lantau Island.
Better Preparation for the Rainy Days with New System
DSD has developed a Flood Monitoring and Reporting System (FMRS) to monitor the flooding situation and to collect the hydrological data for the calibration of computer drainage models. Under the system, more than 60 automated gauging stations were installed at rivers and channels throughout the territory. The gauging stations provide real-time round-the-clock surveillance of water levels and to collect hydrological data including rainfall depths and tide levels. Most of these stations are equipped with ultrasonic probes to measure water depths in rivers with great precision, and transmit the real-time data immediately to DSD control center. Duty officers at the control center could analyze the flooding situation based on the real-time trends of hydrometric information, video images and operation status of the gauging stations, and issue any necessary flood warnings to relevant emergency services such as Police and Fire Services Department and the drainage maintenance crews to mitigate the flood risk.
Through collaboration with the University of Hong Kong, DSD improved the FMRS in 2002 by installing the Mobile and Online Surveillance and Incident Controller II system for gathering and transmission of hydrometric information based on wireless telemetry technology. This system, which is a forerunner in the Asian-Pacific region, adopts the advanced mobile communication technology called General Package Radio Services to compress and transmit various data collected from the gauging station to DSD control center in a speed 8 times faster than common GSM mobile phones. To make use of renewable energy and to reduce the installation and operation costs, many of the stations have been powered by solar battery cells. Moreover, DSD has installed night vision digital network cameras at some flooding black spots to provide real-time high resolution images of the critical drainage locations. Due to the application of these innovative technologies, the average failure rate of the gauging stations during adverse weather conditions was significantly reduced from 17.4% in 2001 to 4.6% in 2004.
Enlarge
Working with University to Solve Urban Flooding
The existing drains in the northern part of Hong Kong Island from Tai Hang to Kennedy Town were generally built decades ago. Areas like Connaught Road West, Des Voeux Road West, Queensway, Hennessy Road, Morrison Hill Road, Happy Valley etc are susceptible to flooding due to rapid developments and changes in land use over the years. Substantial drainage improvement in the areas by re-building or enlarging the existing drainage system will inevitably require extensive excavation in busy roads and hence cause tremendous nuisance to the public.
The design concept of the drainage tunnel is to intercept stormwater by 36 water intakes located in the mid levels from Tai Hang to Kennedy Town. Stormwater from the upper catchment intercepted by the intakes will be directed into a deep tunnel and discharged at the western side of Hong Kong Island. The lower catchment areas can thus be better protected from flooding under heavy rainstorms.
Most of the proposed water intakes are located in congested build-up areas. To ensure that the intakes can effectively collect huge volumes of high speed flows during heavy rains, we engaged a consultant to prepare the preliminary design for the vortex water intake structures and the University of Hong Kong to carry out physical hydraulic model test for verification purpose.
Flooding in Ngau Tam Mei Basin Becoming History
Ngau Tam Mei area is a low-lying areas in the NT and has long been a well-known flooding black spot. Serious flooding has occurred almost every year. The area has been classified as a major flooding black spot (the most serious rank) according to DSD's classification. Rapid development over the last 20 years has reduced the flood storage capacity of the original flood plain and also increased the volume of surface runoff that exacerbate the flooding problem.
To tackle the flooding problem, a new channel was designed to divert the flood water from the upstream area of Ngau Tam Mei to the newly constructed Kam Tin Channel directly. The channel is designed so that it can accommodate the flow generated from a 200-year return period storm event.
During low flow condition the water inside the channel was comparatively small. The tidal water will back-flow from Kam Tin Channel to the upstream area and thereby creating nuisance problem. As such, an inflatable dam together with a low flow pumping station is provided at the downstream end of the channel as a tidal barrier.
Construction of the channel started in late 1999 and completed in March 2005. The flooding problem at Ngau Tam Mei areas is now resolved.
source:
Flood Prevention
Meminjam
iklan
minuman
ringan,
“Apapun
OS-nya,
Facebooknya
bisa
dieksploitasi”
terbukti
kembali di
awal tahun
2013. Kalau di
tahun-tahun
sebelumnya
“hadiah” tahun
baru malware
datang dalam
bentuk
aplikasi yang
menginfeksi OS
Windows, di
tahun 2013 ini
hadiah tahun
baru dari
pembuat
malware tidak
lagi dalam
bentuk
aplikasi yang
hanya
diaktifkan
dari OS
Windows saja.
Tetapi juga
dapat
diaktifkan
oleh pengguna
OS lain. Dan
kabar
buruknya,
aplikasi
tersebut juga
sudah
mengikuti
jaman dan
disebarkan
melalui
jaringan
sosial paling
populer
sejagad dengan
akun lebih
dari 1 milyar,
Facebook.
Lebih tepatnya
lagi
disebarkan
melalui group
Facebook.
Gambar 5, Proses infeksi autolike membutuhkan input “token” manual dan tidak dapat berjalan otomatis
Ada
3
pesan yang
menurut
pantauan
Vaksincom
digunakan
sebagai thema
untuk
“memikat”
korbannya :
-
Instal tampilan facebook 2013 disini http://kronologi-2013.webng.com/, Pastinya tampilan facebook kalian jauh lebih keren. (lihat gambar 1)
-
Autoadd,Autolike,UpdateStatusViaBlackberry,NontonTvOnline Hanya Di : (WwW.INDoLu**.CoM) Gratis 100%, Dan Jangan Lupa Add Me ^__^. (lihat gambar 2)
-
Parah banget , lagi2 pejabat gelo.. mesum sama anak smu.. tonton videonya disini gan -----> http://pejabatmesum.c**-goes.com/ <----- tonton Gratis , sebelum di hapus 100%.
Gambar
1,
Pesan di group
FB yang
menjanjikan
tampilan
facebook yang
lebih keren
Gambar
2,
Pesan di FB
yang
mempromosikan
Autoadd,
Autolike
Aksi
malware
ini berhasil
memakan korban
ribuan orang
di Indonesia
dan hebatnya,
malware ini
dapat
dikategorikan
sebagai
malware lokal
karena memang
menggunakan
bahasa
Indonesia dan
menyebar di
group-group
Facebook
berbahasa
Indonesia.
Karena sifat
malware ini
yang tidak
menginfeksi OS
komputer yang
menjadi
korbannya,
maka program
antivirus
mengalami
kesulitan
untuk
mendeteksi
malware ini.
Namun,
daripada panik
tidak karuan,
tentunya lebih
baik kita
tenang sejenak
dan mengamati
dengan seksama
bagaimana cara
kerja dan
teknik malware
ini. Salah
satu grooup
yang memiliki
cukup banyak
anggota yang
concern dengan
penyebaran
malware
Facebook ini
adalah group
Vaksincom yang
beralamat di https://www.facebook.com/groups/vaksincom/
(lihat gambar
3).
Terimakasih
kepada para
anggota group
Vaksincom
khususnya
Aditya Komara
dan Anto
Sarintake yang
aktif
menyebarkan
informasi aksi
malware jahat
ini kepada
anggota group.
Gambar
3,
Group Facebook
Vaksincom yang
memiliki
anggota yang
juga
dibombardir
mesan malware
namun berhasil
diatasi karena
banyak anggota
yang peduli
Benang
merahnya
Xperia
Smartphone
Jika
kita
teliti lebih
cermat
pesan-pesan
yang
ditampilkan
oleh malware
“Autolike”
ini, terlihat
ada satu
benang merah
(kesamaan yang
menghubungkan)
dari semua
pesan pada
gambar 1 dan 2
di atas. Semua
pesan di group
tersebut bukan
dipostingkan
oleh pemilik
akun yang
bersangkutan,
melainkan
dipostingkan
oleh aplikasi
Facebook
dengan nama
“Xperia
Smartphone
from Sony”.
Dan uniknya,
pesan spam
yang
dipostingkan
tanpa
sepengetahuan
pemilik akun
ini hanya
dipostingkan
melalui
group-group
Facebook dan
posting
dilakukan
dengan terukur
dan bukan
spamming.
Kemungkinan
hal ini
dilakukna
untuk tidak
menimbulkan
kecurigaan
dari
administrator
Facebook yang
akan berakibat
pada ban /
penghapusan
aplikasi ini
dari Facebook.
Untuk analisa
lebih jauh
tentang
aplikasi
“Xperia
Smartphone
from Sony” dan
motivasi
penyebaran
malware ini
selain
mendapatkan
like yang
banyak di
Facebook akan
diberikan pada
artikel
sembungan dari
artikel ini.
Artikel ini
akan membahas
hal yang
Vaksincom
anggap sangat
penting
seperti
bagaimana
teknis malware
ini sampai
bisa melakukan
posting atas
nama akun
Facebook
korbannya dan
cara mengatasi
dan membasmi
malware ini
jika akun
Facebook anda
sudah berhasil
diinfeksi.
Cara
infeksi
History
repeated
itself,
sejarah selalu
berulang,
begitu kata
pepatah. Hal
ini juga
berlaku pada
malware
autolike ini.
Sebenarnya
untuk
terinfeksi
malware ini
dan sampai
akun Facebook
anda bisa
digunakan oleh
pembuat
aplikasi jahat
ini “cukup
sulit”.
Malware
autolike ini
ibaratnya
“virus” di
dalam dunia
pervirusan dan
bukan “worm”.
Seperti kita
ketahui, worm
dapat secara
otomatis
menginfeksi
komputer dan
virus tidak
dapat
menginfeksi
komputer
secara
otomatis dan
membutuhkan
bantuan pihak
ke tiga
(manusia)
untuk
menjalankan /
mengklik file
virus supaya
bisa aktif dan
menginfeksi
komputer. Lalu
bagaiman
akal2an
pembuat virus
supaya
korbannya mau
menjalankan
virusnya ?
Tentunya dia
tidak mengaku
sebagai virus
dan berkata :
Coy,
klik
gua dong kalo
elu punya
nyali, gua ini
virus yang
baik kok,
paling-paling
gua format
komputer elu.
Sebaliknya,
ia
akan
berpura-pura
sebaga satu
file /
aplikasi yang
tidak berdosa
dengan icon
seperti
“folder”, file
MS Office atau
file yang
dapat menarik
perhatian para
pengguna
komputer
(umumnya
laki-laki)
seperti
“sex.mpeg”,
“love.jpg”,
“beauty.jpg”
atau mencatut
nama artis
seperti
“Agnes_monica_sexy.jpg”
atau
“Tessy_sexy.jpg”
(kayanya belum
ada yah :p).
Demikianpula
dengan
malware
autolike ini,
meskipun anda
mengklik link
yang
ditampilkan
dalam pesan
Facebook
tersebut, anda
hanya akan
diantarkan
pada situs
yang telah
dipersiapkan
dan akun
Facebook anda
tidak akan
langsung
terinfeksi /
mempostingkan
pesan di group
yang anda
ikuti tanpa
sepengetahuan
anda. Facebook
sudah cukup
berpengalaman
dalam
kasus-kasus
malware
sebelumnya dan
sudah
melakukan
tindakan
pencegahan dan
mencegah
posting
otomatis atas
nama pemilik
akun secara
otomatis tanpa
ada
persetujuan.
Jadi ada
proses
verifikasi
yang harus
anda lakukan
dan “hanya”
setelah proses
ini dilalui
baru aplikasi
yang telah
dipersiapkan
terlebih
dahulu dapat
melakukan
posting atas
nama akun
korbannya.
Dalam
hal
ini
iming-iming
yang diberikan
bukannya
gambar agnes
Monica atau
Tessy sexy,
melainkan
janji menjadi
populer dan
mendapatkan
like yang
banyak. Dan
untuk itu
pemilik akun
harus
melakukan
langkah yang
menurut
pantauan
Vaksincom
cukup rumit
(untuk ukuran
orang awam).
Tetapi
walaupun
langkahnya
cukup rumit,
namun nyatanya
korbannya
mencapai angka
2-3 ribuan
akun yang
berhasil di
infeksi sampai
tanggal 6
Januari 2013.
(lihat gambar
4 dan 5)
Gambar
4,
Situs promosi
autolike yang
masih aktif
dan
menjanjikan
popularitas
bagi yang
mengaktifkan
Gambar 5, Proses infeksi autolike membutuhkan input “token” manual dan tidak dapat berjalan otomatis
Pada
gambar
4 dan 5 di
atas, dua
situs yang
menjanjikan
autolike
memberikan
petunjuk
bagaimana
mengambil
“token” (copy
and paste)
yang
sebenarnya
merupakan
proses
pengamanan
yang di
implementasikan
oleh Facebook
untuk
melindungi
pemilik akun
dan proses
tersebut harus
dilakukan
secara manual
dan tidak
dapat berjalan
secara
otomatis.
(lihat gambar
6)
Gambar
6,
proses
pengaktifan
token supaya
dapat
mengaktifkan
autolike
Selain
proses
pengaktifan
token, pemilik
akun Facebook
juga harus
menginstal
satu aplikasi
tambahan
dengan nama
“Xperia
Smartphone
from Sony” dan
memberikan
right / hak
kepada apps
ini untuk
melakukan
posting
menggunakan
akun FB.
(lihat gambar
7)
Gambar
7,
Aplikasi
“Xperia
Smartphone
from Sony”
yang akan
melakukan
posting dari
akun korbannya
Jadi,
melihat
rumit dan
panjangnya
proses
aktivasi
autolike ini,
sebenarnya
cukup
mengherankan
kalau malware
autolike ini
bisa memakan
korban banyak,
Namun
kenyataannya
berkata
berbeda. Jika
anda
bertanya-tanya
apakah
aplikasi ini
benar aplikasi
resmi dari
Sony dan
mengapa
Facebook belum
menonaktifkan
aplikasi jahat
ini ?
Jawabannya
akan anda
dapatkan pada
artikel kedua
yang akan
membahas lebih
jauh tentang
aksi malware
ini. Berikut
ini cara untuk
menghilangkan
aplikasi ini
dari akun
Facebook anda.
Cara
mengatasi
autolike
Jika
anda
bertanya
bagaimana
mencegah agar
tidak
terinfeksi
oleh malware
autolike
Facebook,
jawabannya
simple. Jangan
lakukan 3
langkah di
atas :
-
Mengklik tautan yang ditampilkan oleh malware.
-
Melakukan proses instalasi “Token” yang sebenarnya membypass pengamanan akun Facebook anda.
-
Menginstal aplikasi yang tidak diketahui kegunaannya dan meminta hak untuk mengakses data akun Facebook anda dan melakukan posting dari akun anda.
Jadi
kalau
anda bisa
menghindari
“salah satu”
saja dari
persyaratan di
atas,
kemungkinan
besar anda
tidak akan
menjadi korban
dari malware
autolike ini.
Tetapi, jika
akun anda
sudah
terinfeksi dan
hal ini dapat
dibuktikan
dengan akun
anda melakukan
posting pesan
seperti gambar
1 dan 2 di
atas pada
group-group
yang anda
ikuti, anda
pelru
mengikuti
langkah-langkah
di bawah ini
untuk
menghapus
aplikasi jahat
tersebut.
Sedangkan
untuk pesan
yang sudah
anda
postingkan ke
group yang
anda ikuti,
sebaiknya anda
segera
menghubungi
administrator
group untuk
menghapus
pesan
tersebut.
Adapun
langkah
untuk
menghapus apps
jahat yang
melakukan
posting
menggunakan
akun FB anda
adalah sebagai
berikut :
-
Login ke akun Facebook anda, masuk ke menu [Privacy Settings] dengan mengklik [*] [Privacy Settings] untuk membuka menu “Privacy Settings and Tools” (lihat gambar 8)Gambar 8, Membuka menu “Privacy Settings”
-
Klik [Apps] pada menu sebelah kiri untuk membuka menu “App Settings” (lihat gambar 9)Gambar 9, Klik [Apps] untuk membuka App Settings
-
Pada menu App Settings, pada aplikasi dengan nama “Xperia Smartphone From Sony” klik tanda silang dan jika mendapatkan layar konfirmasi, ingat untuk centang / tick pada kotak kecil dengan pilihan “Delete all your Xperia Smartphone from Sony activity on Facebook dan klik tombol [Remove]. (lihat gambar 10)Gambar 10, Klik Remove untuk menghapus aplikasi “Xperia Smartphone from Sony”
Jika
anda
pelanggan
korporat
Vaksincom dan
mengalami
masalah dalam
removal
malware ini
atau malware
lainnya,
jangan ragu
untuk
menghubungi
Vaksinis
(teknisi
Vaksincom) di
31903800 atau
email ke
cs@vaksin.com.
Vaksinis
selalu siaga
menjaga anda.
Jika
anda
tertarik
mengetahui
lebih jauh
atas layanan
Vaksincom dan
ingin
mendapatkan
kunjungan
Vaksinis
GRATIS untuk
memberikan
pembersihan
malware,
presentasi dan
instalasi G
Data ataupun
Norman
antivirus for
Corporate
untuk 5
komputer dalam
jaringan
silahkan
hubungi info@vaksin.com.
Salam,
Alfons
Tanujaya
info@vaksin.com
PT.
Vaksincom
Jl.
R.P.
Soeroso 7AA
Cikini
Jakarta
10330
Ph
:
021 3190 3800
Fx
:
021 3190 3500
artikel diambil dari:
Facebook Autolike 2013 Hadiah Tahun Baru dari “Sony Xperia”
ABOUT AUTHOR
Recent Posts
Trending
Categories
- ABC
- ajaib
- akik
- aktual
- aljazeera
- android
- Angrybirds
- antenna
- Apes
- artist
- AusAID
- australia
- Banjir
- Bank
- Batu
- bbm
- berita
- bir
- bisnis
- blokir
- Bola
- bridge
- budaya
- cnn
- computer
- Digital
- download
- edukatif
- Film
- font
- foto
- game
- hacking
- haji
- handphone
- health
- hiburan
- hidup
- hot
- humor
- ibu
- Indonesia
- inspirasi
- inspiratif
- internet
- iPad
- jakarta
- jalanan
- Jokowi
- Jujur
- kartini
- Kemdikbud
- Kereta Api
- kesehatan
- kliping
- Komputer
- Konferensi
- Korupsi
- kreatif
- kriminal
- Kuliner
- Kurikulum
- Kurikulum 2013
- lalu lintas
- lawas
- like
- lucu
- matematika
- media
- Memori
- menteri
- minimarket
- mobil
- motogp
- movie
- mts
- Mudik
- Musik
- Narkoba
- narsis
- nasib
- neraka
- news
- Olah raga
- otomotif
- Pahlawan
- pedati
- pemerintah
- pemuda
- pendidikan
- pesantren
- pesawat
- photo
- picture
- pilkada
- Polantas
- polisi
- pondok
- Presiden
- PSSI
- pulsa
- roaming
- rumah
- sawah
- SBMPTN
- sego kucing
- sejarah
- selular
- seni
- Sepak Bola
- setan
- Sholat
- simbol
- slip
- SMA
- smart
- sms
- snmptn 2013
- Solo
- spam
- streaming
- Subsidi
- surakarta
- surga
- Teknologi
- teroris
- TIK
- tilang
- time
- tip trik
- Tokoh
- tradisional
- Transportasi
- Trending Topic
- tutorial
- TV
- ubuntu
- UN
- video
- virus
- wajan
- Walikota
- wawancara
- windows 8
- wisata
- word
- youtube
Advertisement
Diberdayakan oleh Blogger.
Labels
ABC
ajaib
akik
aktual
aljazeera
android
Angrybirds
antenna
Apes
artist
AusAID
australia
Banjir
Bank
Batu
bbm
berita
bir
bisnis
blokir
Bola
bridge
budaya
cnn
computer
Digital
download
edukatif
facebook
Film
font
foto
game
google
hacking
haji
handphone
health
hiburan
hidup
hot
humor
ibu
Indonesia
inspirasi
inspiratif
internet
iPad
jakarta
jalanan
Jokowi
Jujur
kartini
Kemdikbud
Kereta Api
kesehatan
kliping
Komputer
Konferensi
Korupsi
kreatif
kriminal
Kuliner
Kurikulum
Kurikulum 2013
lalu lintas
lawas
like
lucu
matematika
media
Memori
menteri
minimarket
mobil
motogp
movie
mts
Mudik
Musik
Narkoba
narsis
nasib
neraka
news
Olah raga
otomotif
Pahlawan
pdf
pedati
pemerintah
pemuda
pendidikan
pesantren
pesawat
photo
picture
pilkada
Polantas
polisi
pondok
Presiden
PSSI
pulsa
roaming
rumah
sawah
SBMPTN
sego kucing
sejarah
selular
seni
Sepak Bola
setan
Sholat
simbol
slip
SMA
smart
sms
snmptn 2013
Solo
spam
streaming
Subsidi
surakarta
surga
Teknologi
teroris
TIK
tilang
time
tip trik
Tokoh
tradisional
Transportasi
Trending Topic
tutorial
TV
ubuntu
UN
video
virus
wajan
Walikota
wawancara
windows 8
wisata
word
youtube
Labels List Numbered
- ABC
- ajaib
- akik
- aktual
- aljazeera
- android
- Angrybirds
- antenna
- Apes
- artist
- AusAID
- australia
- Banjir
- Bank
- Batu
- bbm
- berita
- bir
- bisnis
- blokir
- Bola
- bridge
- budaya
- cnn
- computer
- Digital
- download
- edukatif
- Film
- font
- foto
- game
- hacking
- haji
- handphone
- health
- hiburan
- hidup
- hot
- humor
- ibu
- Indonesia
- inspirasi
- inspiratif
- internet
- iPad
- jakarta
- jalanan
- Jokowi
- Jujur
- kartini
- Kemdikbud
- Kereta Api
- kesehatan
- kliping
- Komputer
- Konferensi
- Korupsi
- kreatif
- kriminal
- Kuliner
- Kurikulum
- Kurikulum 2013
- lalu lintas
- lawas
- like
- lucu
- matematika
- media
- Memori
- menteri
- minimarket
- mobil
- motogp
- movie
- mts
- Mudik
- Musik
- Narkoba
- narsis
- nasib
- neraka
- news
- Olah raga
- otomotif
- Pahlawan
- pedati
- pemerintah
- pemuda
- pendidikan
- pesantren
- pesawat
- photo
- picture
- pilkada
- Polantas
- polisi
- pondok
- Presiden
- PSSI
- pulsa
- roaming
- rumah
- sawah
- SBMPTN
- sego kucing
- sejarah
- selular
- seni
- Sepak Bola
- setan
- Sholat
- simbol
- slip
- SMA
- smart
- sms
- snmptn 2013
- Solo
- spam
- streaming
- Subsidi
- surakarta
- surga
- Teknologi
- teroris
- TIK
- tilang
- time
- tip trik
- Tokoh
- tradisional
- Transportasi
- Trending Topic
- tutorial
- TV
- ubuntu
- UN
- video
- virus
- wajan
- Walikota
- wawancara
- windows 8
- wisata
- word
- youtube
Random Posts
Social Share
Recent comments
Most Trending
-
ICM Airport Technics has been awarded a tender by Heathrow Airport Ltd to install Self Service Bag Drop trial units at Heathrow Airport. A...
-
Saya lebih tertarik untuk membicarakan, siapa saja sih yang boleh jadi menteri? Apa anda tertarik menjadi seorang menteri? Sebelum ...
-
Pernyataan itu di sampaikan Presiden Jokowi dihadapan seputar 2. 000 anggota Gerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang tengah merayaka...
-
Membuat dual boot windows 7 dengan windows 8 merupakan pilihan bagi anda yang ingin mencoba windows 8 tanpa harus menghapus OS windo...
-
Pengembangan Kurikulum 2013 dilakukan dalam empat tahap. Pertama, penyusunan kurikulum di lingkungan internal Kemdikbud dengan melibatkan...